Jakarta (Antara) - Para perwakilan relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan maupun korporasi hadir dalam rapat koordinasi Solidaritas Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) yang digelar di Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan ini.

Salah satu relawan kemanusiaan senior dari Brigade Relawan Nusantara (BRN) Indonesia CARE, Anca Rahadiansyah, mengapresiasi langkah PBI untuk mengkonsolidasikan para relawan agar saat bencana datang tidak kaget dan cepat penanganannya.

"Gesekan timbul antar relawan lokal dengan relawan dari lembaga di luar daerah tersebut. Tanpa kordinasi yang baik akan sulit dalam penanganan. Akibatnya relawan justru bikin masalah," ujar Anca, seperti dikutip dari siaran pers Indonesia CARE.

Anca, relawan yang pernah terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya di Bangladesh, Myanmar, dan sejumlah negara konflik seperti Suriah serta Somalia berharap konsolidasi yang dilakukan PBI bersama BNPB makin mempersolid para relawan di lapangan.

"Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang jadi korban bencana bisa merata dan sinergi dengan relawan lokal bisa jauh lebih baik," imbuh mantan relawan tsunami, likuifaksi serta gempa di Palu dan Lombok tersebut.

Anca juga mengapresiasi langkah cepat lembaga-lembaga kemanusiaan yang merespon segera peristiwa Merapi di Jawa Tengah dan Yogya beberapa hari lalu.
Indonesia CARE pekan lalu bersama sejumlah relawannya yang tergabung dalam Brigade Relawan Nusantara (BRN) menyalurkan bantuan untuk korban Merapi di kawasan Mertoyudan, Magelang.

Anca menjelaskan, Indonesia CARE menganut Total Disaster Management (TDM) yaitu membantu dari prabencana dengan edukasi, saat bencana dan pascabencana yang biasa disebut masa recovery.

"Kami juga berencana bersama relawan dokter hewan akan berupaya untuk melakukan animal rescue memberikan vitamin kepada sapi-sapi ternak yang ditinggalkan oleh para peternak," tambah Anca.

Indonesia CARE juga memperkenalkan "tas siaga bencana" yang disiapkan minimal satu untuk setiap keluarga di daerah rawan bencana. Tas siaga bencana berisi makanan dan minuman ringan yang mengenyangkan seperti biskuit, kue-kue kering tahan lama, berbagai alat bersih diri, obat-obatan, baju satu atau dua stel serta peralatan kedaruratan lainnya.

Dalam acara konsolidasi tersebut, Ketua tim Squad PBI, Subur Rojinawi mengungkapkan Tim Squad PBI terdiri dari berbagai lembaga, organisasi dan komunitas yang memiliki relawan kemanusiaan.

"Lebih dari 100 LSM dan organisasi kemanusiaan yang tergabung di PBI. Tim ini memang lahir karena intensitas pertemuan yang tinggi diantara para relawan kemanusiaan ketika merespon bencana. Mereka butuh saling membantu, berkoordinasi, bersinergi dalam memberikan bantuan," ungkapnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020