Padang (ANTARA) - Kitab Suci Al Quran diturunkan sebagai pedoman bagi manusia untuk menjalani kehidupan, mencakup panduan bagi individu dan kolektif dalam bidang keagamaan, sosial, politik, finansial, legal, moral, dan aspek kehidupan yang lain.

Generasi pertama pendengar dan pembaca Al Quran, para sahabat Nabi Muhammad SAW, bisa langsung memahami dan menerapkan ajaran Kitab Suci karena sebagaimana dikatakan oleh Imam As Suyuthi, mereka mengetahui apa yang diturunkan di hadapan mereka dan punya pengetahuan penuh tentang kondisi ketika ayat-ayat Al Quran diturunkan.

Mereka juga bisa bertanya langsung kepada Rasulullah SAW tentang ayat atau surah Al Quran yang diturunkan dan mendapat jawaban langsung dari Rasulullah SAW.

Kondisinya berubah setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Kebutuhan untuk memahami Al Quran kemudian memunculkan berbagai studi mendalam mengenai isi dan makna ayat-ayat dalam Kitab Suci Al Quran.

Muslim masa ini, yang terpisah jauh dalam jarak dan waktu dengan generasi pertama pendengar dan pembaca Al Quran, bisa memanfaatkan hasil studi para ulama yang mempelajari Al Quran untuk memahami petunjuk Allah SWT yang dituangkan dalam Kitab Suci dan mengamalkannya.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dalam acara penutupan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Tahun 2020 di Padang, Sumatera Barat, yang digelar secara virtual pada Jumat malam (20/11) menekankan pentingnya umat Islam memahami benar petunjuk Allah SWT dalam Al Quran. 

"Al Quran tidak cukup dibaca, tapi harus dipahami dan diamalkan," kata Ma'ruf Amin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif.

Ia mengemukakan bahwa warga muslim sebaiknya tidak hanya memahami ayat-ayat dalam Al Quran secara harfiah saja, tetapi juga memahami sebab-sebab dan konteks diturunkannya suatu ayat hingga makna dari setiap kata yang digunakan di dalamnya. 

"Untuk memahami Al Quran, masyarakat yang tidak bisa berbahasa Arab memang bisa memahami melalui terjemahannya. Namun demikian, sifat terjemahan hanya membantu, tidak bisa memberi pemahaman seutuhnya, terutama ayat-ayat yang bisa menimbulkan berbagai penafsiran atau perbedaan pendapat," kata dia.

"Pemahaman Al Quran dengan cara itu melahirkan Islam moderat. Itu telah ditunjukkan mayoritas ulama dalam sejarah Islam," ia melanjutkan.

Dia mengemukakan bahwa pemahaman yang utuh mengenai ayat-ayat Allah SWT dalam Al Quran dibutuhkan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang semakin kompleks seiring dengan berbagai perubahan cepat yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dunia.

"Pada saat ini pemahaman moderat ini dibutuhkan pada persoalan-persoalan kita yang semakin kompleks," katanya. 

Wakil Presiden juga mengemukakan peran strategis MTQ dalam upaya mendekatkan masyarakat dengan Al Quran dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai isi Kitab Suci.

"MTQ juga memiliki nilai strategis bagi umat Islam, untuk lebih memahami kitab suci Al Quran," kata Wakil Presiden, yang menyebut MTQ sebagai bagian dari upaya kreatif untuk mempromosikan Al Quran. 

Dia mengemukakan bahwa umat Islam akan menjadi rahmat jika memahami ayat-ayat dalam Al Quran secara utuh dan mengamalkannya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

Dengan berpegang pada Al Quran, umat Islam juga akan bisa hidup damai dan harmonis dengan umat-umat yang lain. 


Akhlak Qurani

Saat menyampaikan sambutan pada pembukaan MTQ Nasional 2020, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pembawa risalah Islam Nabi Muhammad SAW menyampaikan firman Allah dalam Al Quran dan menjadi teladan bagi manusia dalam menjalankannya.

Rasulullah SAW menjalankan perintah-perintah Allah dalam Al Quran dalam seluruh aspek hidupnya dan hal itu antara lain terlihat dari akhlaknya yang mulia.

"Kita semua sebagai umatnya harus meneladani kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW tersebut," kata Presiden.

Kepala Negara mengemukakan bahwa generasi yang meneladani Rasulullah SAW dalam menjalankan petunjuk Allah SWT dalam Al Quran akan menjadi generasi yang unggul.

MTQ, dia melanjutkan, bisa menjadi wahana edukasi untuk menumbuhkan kecintaan dan meningkatkan pemahaman umat terhadap ayat-ayat Allah SWT dalam Al Quran.

Ia juga mengemukakan bahwa pemahaman ke-Islaman yang benar akan memperkokoh semangat persatuan, kebangsaan, dan kemanusiaan. 

Selain itu, Presiden mengemukakan pentingnya semangat persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Kita harus ikhlas saling membantu, tanpa harus melihat perbedaan suku, agama maupun kelompok. Berbagi untuk meringankan beban saudara-saudaranya yang sedang menghadapi kesulitan," katanya.

"Saya yakin dengan pertolongan Allah SWT dan ikhtiar kita bersama, bangsa Indonesia akan bisa melalui ujian yang berat ini dan bisa segera pulih dan bangkit kembali," ia menambahkan.

Agar bisa meneladani Rasulullah SAW dalam mengamalkan ayat-ayat dalam Al Quran, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengatakan, umat Islam harus memahami substansi Al Quran secara benar dan tepat.

Ia berharap MTQ Nasional bisa mendorong umat Islam meningkatkan pemahaman mengenai isi Al Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Al Quran bukan sekadar dipertandingkan tetapi agar dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.

Wakil Menteri Agama mengatakan bahwa kesuksesan MTQ Nasional baiknya diukur pula dari dampaknya terhadap peningkatan pemahaman terhadap Al Quran dan penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.

MTQ yang rutin digelar harapannya bisa mendorong pembentukan karakter dan perilaku masyarakat yang sesuai dengan ajaran Al Quran dan mendukung pewujudan masyarakat Muslim dengan akhlak Qurani

Baca juga:
Wapres: MTQ strategis dekatkan masyarakat dengan Quran
Wamenag: Substansi MTQ Nasional untuk pahami Al Quran

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020