El-Arish, Sinai Utara (ANTARA News) - Empat relawan Medical Rescue Commite (MER-C) Indonesia yang berhasil masuk ke Jalur Gaza Sabtu sore 15.20 waktu setempat (20.20 WIB), hingga Senin pagi waktu setempat kehilangan kontak dengan Rafah. Hubungan telepon baik melalui Rafah, perbatasan Mesir-Palestina maupun El-Ashir ibukota Provinsi Sinai Utara Mesir --provinsi dimana Rafah berada-- serta dari Kairo terputus sehingga keberadaan empat relawan MER-C Indonesia di Gaza belum terkabarkan. "Hubungan paling akhir yang bisa dilakukan adalah satu setengah jam setelah bus pengangkut mereka meninggalkan perbatasan Rafah melalui sms yang menginformasikan mereka berganti naik ambulans menuju Jalur Gaza," kata Faried Thalib, staf logistik MER-C Indonesia kepada ANTARA dalam perjalanan dari El-Arish menuju Kairo. Ia satu-satunya staf yang tidak masuk Gaza meski sudah mendapat izin karena harus tetap di Kairo dan El-Arish untuk mengkoordinasikan bantuan yang akan dikirim nanti, seperti mobil ambulan dan obat-obatan. Relawan Indonesia yang masuk Gaza adalah tiga dokter dan seorang yang petugas pendukung keperluan logistik, yaitu Presidium MER-C dr Jose Rizal Jurnalis, Indragiri, Syarbini Abdul Muradz dan Moh Mursalim (logistik). Saat tim relawan diwawancarai wartawan, bom berdaya ledak besar dan bersuara sangat keras, Sabtu sore waktu setempat, ditembakkan pesawat Israel, persis di garis perbatasan Mesir-Palestina di Kota Rafah. Bom itu jatuh sekitar satu menit, setelah tim relawan medis MER-C Indonesia mendapat izin masuk ke Jalur Gaza melalui Rafah, setelah menunggu hampir dua minggu di Kairo untuk mendapatkan kepastian izin masuk ke Jalur Gaza. Kepala Pusat Pengendalian Krisisi Depkes dr Rustam S Pakaya, MPH, menyatakan alasan tim MER-C Indonesia tak bisa dihubungi karena mereka memakai nomor Mesir yang tidak bisa mencapai Gaza yang saluran komunikasinya masuk area Israel. Sementara itu, relawan MER-C Malaysia, Senin pagi, melalui SMS yang dikirimkan kepada Faried Thalib menginformasikan bahwa relawan mereka, hari Minggu (18/1) juga telah memasuki Jalur Gaza. Sama dengan tim Indonesia, MER-C Malaysia juga tak bisa dihubungi dari Rafah atau wilayah Mesir lainnya. Dari perbatasan Rafah, ANTARA melaporkan, gencatan sepihak yang dinyatakan Israel, berpengaruh pada kondisi di Rafah, daerah perbatasan Mesir-Palestina. Sejak pukul 08.00 waktu setempat (13.00 WIB) hingga pukul 11.30 waktu setempat (16.30 WIB), tidak ada satu pun pesawat tempur yang bermanuver di udara. Hanya pesawat intai Israel, yang biasa memandu pesawat tempur sebelum meluncurkan bom dan juga peluru kendali ke wilayah Gaza, dan juga perbatasan Rafah, masih terus meraung-raung di udara. Kondisi itu juga menyebabkan truk-truk bantuan kemanusiaan, yang sehari sebelumnya menumpuk akibat bombardir bom, terlihat lancar masuk di gerbang perbatasan. Sejumlah wartawan mancanegara, termasuk dari Indonesia, karena kondisi yang sepi itu, hanya berada di Rafah sebentar danada yang kembali ke El-Arish, tempat mereka menginap, dan bahkan ada yang langsung ke Kairo. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009