Jakarta (Antara) - Memasuki masa new normal aktivitas ekonomi di beberapa sektor termasuk properti mulai berjalan kembali namun pelaku usaha konstruksi harus tetap jeli melihat peluang. 
 
Hal itu disampaikan Nicolas Kesuma, Direktur Marketing PT Alsun Suksesindo usai menerima penghargaan di ajang Housing Estate Award 2020 yang digelar di Hotel Santika, Teraskota, Tangerang Selatan, Selasa (24/11) seperti disampaikan lewat siaran pers. 

PT Alsun Suksesindo mendapat penghargaan untuk kesekian kali dari Housing Estate karena komitmen memberikan produk unggulan buatan dalam negeri untuk Indonesia.

Salah satu produk unggulan dalam penghargaan ini adalah produk panel insulated dengan coating anti bacterial yang secara khusus digunakan dalam pembangunan fasilitas isolasi dan observasi bagi rumah sakit COVID 19.

Rangka atap baja ringan produk PT Alsun tidak hanya digunakan di segment residential melainkan bangunan bangunan medis seperti RS Pulau Galang dan RS Adam Malik.

"Strategi mengatasi pandemi yang pertama adalah melihat dan menganalisa costing. Usahakan semua linier bisnis itu jangan sampai ada costing yang berlebihan. Kemudian yang kedua, karena pandemi cukup panjang sementara vaksin baru akan dijalankan akhir tahun, jadi 2021 itu kita mengharapkan rebound. Kemudian yang terakhir, adalah dengan melihat porsi pasar medical yang lebih besar," jelas Nicolas kepada wartawan dalam acara tersebut. 

Ia menerangkan, saat ini atensi pemerintah lebih besar ke penanganan kesehatan termasuk pembangunan tempat isolasi dan observasi pasien Covid-19.

Nicolas mengimbau produk yang berkaitan dengan bangunan bisa memanfaatkan hal tersebut melihat hal itu sebagai peluang. Ia berharap pelaku usaha konstruksi tidak hanya terpaku di segmen residensial saja karena segmen lain seperti segmen medical yang kini tengah tumbuh juga harus dilihat sebagai sebuah peluang baru.

"Kita melihat growth atau pertumbuhan di sisi medical itu cukup tinggi. Rangka atap baja ringan tidak hanya digunakan di perumahan. Kita lihat Rumah Sakit Pulau Galang (RS Covid-19), RS Adam Malik itu pun menggunakan rangka atap baja ringan kita. Jadi bagaimana strategi kita bisa melebarkan sayap ke segmen- lain salah satunya seperti itu. Jadi tidak hanya menutup diri di properti saja," jelasnya.

Nico mengakui, beberapa divisi di perusahaannya selama pandemi memang mengalami penurunan namun kondisi mulai rebound di kuartal ke tiga tahun ini. Selama pandemi, divisi medical mengalami kenaikan tajam; produk sandwich panel anti bacterial naik sampai 200 persen. 

"Kelebihan produk kami, yang pertama lapisan sandwich panel atau baja ringannya itu sudah dilapisi coating anti bacterial. Jadi untuk virus covid 19 pencegahannya itu jauh lebih minim. Yang kedua kami, baru saja menyelesaikan proyek minggu lalu, yaitu ruang negative pressure yang kita bangun bekerjasama dengan FKG, Rumah Sakit Gigi dan Mulut universitas Trisakti. Itu adalah rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia menggunakan fasilitas negative pressure," katanya.

Nico menjelaskan, ruang negative pressure atau ruang bertekanan negative adalah ruang aerosol yang terbentuk pada saat tindakan pelayanan gigi akan diserap dan berganti dengan udara bersih sehingga risiko penyebaran virus COVID-19 akan dapat diminimalisir.
Selain itu, udara yang berasal dari ruangan akan disaring dengan HEPA filter berulang kali, sehingga udara yang keluar akan sangat aman dan tidak akan menyebar dan mencemarkan lingkungan luar gedung. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020