“Jangan sungkan untuk memilih SMK, karena dengan memilih SMK setelah lulus kita memiliki dua pilihan yakni bisa kerja atau melanjutkan kuliah,” ujar Novia dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.
Novia sendiri merupakan lulusan SMK yakni di bidang multimedia. Program studi itu dipilihnya karena ia tertarik dengan dunia digital dan sejalan dengan karir yang ditekuninya.
Baca juga: Wali Kota Bogor temukan siswa SMP dan SMK tidak bisa ikuti PJJ
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa memang ada stigma siswa SMK yang masih dipandang rendah.
“Misalnya kalau anak milenial lagi ngumpul, mereka pasti nanya dimana sekolahnya terus ada yang jawab SMK, kesannya bagaimana gitu. Beda misalnya kalau SMA terus jurusannya IPA lagi. Tapi kalau aku sendiri, tidak peduli karena menurut aku SMK memiliki banyak keunggulan,” jelas dia.
Baca juga: Mendikbud diharapkan bisa selesaikan masalah pengangguran lulusan SMK
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, mengatakan pihaknya terus berupaya mengubah stigma bahwa pendidikan vokasi sebagai pilihan kedua.
“Masuk pendidikan harus dengan passion tidak bisa dipaksa atau disuruh orang tua. Jangan sekedar mengejar ijazah dan gelar tapi ternyata tidak cocok,” kata Wikan.
Wikan menambahkan bahwa tidak benar jika selama ini, pendidikan vokasi dianggap tidak bisa sampai ke jenjang sarjana. Saat ini, pendidikan vokasi bahkan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana.
Baca juga: Bisa dipilih lulusan SMA/SMK, UI miliki Prodi Okupasi Terapi
Baca juga: Kiat Esemka bisa pakai BBG
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
