Pandemi COVID-19 berdampak kepada melemahnya daya beli masyarakat sehingga mengakibatkan daya tahan UMKM semakin rentan pada saat ini
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyatakan cara menyelamatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada masa wabah corona ini adalah dengan mengatasi permasalahan pandemi secara menyeluruh.

"Bagi saya, bukan pada persoalan UMKM ditingkatkan atau kemampuan di dalam pasar daring online shop, bukan persoalan itu, atau misal restrukturisasi keuangan, juga bukan persoalan itu. Justru muara dari semua persoalan ini adalah belum dapat mengendalikan penyebaran COVID-19," katanya dalam rilis di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Teten terapkan tiga hal dorong UMKM "go digital"

Herman mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 berdampak kepada melemahnya daya beli masyarakat sehingga mengakibatkan daya tahan UMKM semakin rentan pada saat ini.

Untuk itu, ujar dia, pemerintah perlu menjadikan permasalahan ini sebagai prioritas penanganan dengan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terutama terhadap produk pangan yang saat ini menjadi sektor yang memiliki prospek baik untuk bertahan dan berkembang di tengah pandemi.

"Pandemi corona ini mengakibatkan hilangnya market (pasar). Tentu juga menyebabkan persoalan daya tahan terhadap UMKM semakin rentan. Turunnya daya beli ini menjadi skala prioritas bagi publik dalam mengonsumsi kebutuhan terhadap pangan," kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Ia mengingatkan bahwa berdasarkan data dari BPS serta survei yang dilakukan oleh institusi pemerintah lainnya, hampir seluruh sektor industri mengalami penurunan pendapatan selama pandemi.

Namun, terdapat dua sektor lainnya selain sektor pangan yang dinilai Herman memiliki prospek bagus, yakni alat kesehatan dan industri yang berkaitan dengan penanganan COVID-19.

"Ada yang prospektif di tiga bidang utama, yaitu pangan, alat kesehatan, dan industri yang berkaitan dengan penanganan COVID-19 misalkan masker dan APD," jelas Herman.

Ia berpendapat bahwa stimulus yang diberikan untuk pelaku UMKM sebesar Rp 2,4 juta belum mampu memberikan daya dorong.

Hal itu, ujar dia, karena pelaku usaha tetap saja masih kesulitan untuk menjalankan usahanya saat ini karena ketatnya persaingan usaha sehingga pelaku usaha menurunkan nilai jual yang justru berimbas pada melemahnya daya tahan korporasi.

Baca juga: Pamekasan mulai berlakukan bunga satu persen bagi UMKM
Baca juga: BRI pastikan sektor UMKM kembali bangkit setelah ada vaksin COVID-19

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020