Makassar (ANTARA) -
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah ingin mengikuti DKI Jakarta yang dapat mengoptimalkan aset daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 
Aset yang ada dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keuangan Sulsel.
 
“Saya ingin lima hingga 10 tahun ke depan, Sulawesi Selatan ini menjadi DKI kedua, untuk optimalisasi potensi yang dimiliki,” kata Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar, Sabtu.
 
Ia membeberkan, DKI Jakarta mandiri karena memiliki PAD hingga Rp90 trliiun. Sehingga, mereka tidak harus berharap Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan sebagainya.

Baca juga: Pemprov Sulsel genjot PAD dari sektor PKB

Baca juga: Pemprov Sulsel alokasikan anggaran Rp8 miliar tangani "stunting"
 
Sulsel dinilai menuju ke sana, dengan potensi aset yang luar biasa, namun dibutuhkan kolaborasi untuk kemandirian ini.
 
“Di saat-saat ini, pemerintah pusat masih kuat membagi-bagi anggaran ke daerah. Baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, bantuan keuangan lainnya. Tetapi kita tidak tahu ke depan,” ujarnya.
 
Sehingga, daerah diharapkan dari hari ke hari terus mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Selain dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, juga menciptakan lapangan kerja, perbaikan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan.
 
Saat ini, negara dalam kondisi memasuki resesi tentu dibutuhkan kepiawaian untuk mendorong kebijakan ekonomi di daerah. Sumber pendapatan bisa datang dari berbagai sektor, bukan hanya pajak kendaraan bermotor, tetapi juga pariwisata.
 
“Sekarang kita belum merasakan, tetapi mulai merasakan, negara kita ini defisit tahun 2021 sekitar 6 persen,” ujarnya.
 
Diketahui, pemerintah memperkecil rasio defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menjadi 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp1.006,37 triliun. Hal ini menurut Kemenkeu harus dicermati dengan pengelolaan belanja keuangan yang baik.
 
Maka dari itu, Gubernur mendorong berbagai potensi yang ada. Demikian juga dengan twin tower yang saat ini sedang dibangun, nantinya juga dapat berperan menjadi profit center bagi Sulsel. CPI yang merupakan lokasi pembangunan twin tower juga sangat strategis.
 
“Kenapa saya ingin membangun twin tower di situ, itu untuk membangun CPI, bukan untuk gagah-gagahan. Dan ini juga kita bangun tanpa membebani APBN dan APBD kita. Ini modelnya turnkey,” ujarnya.*

Baca juga: Proyek kereta api di Sulsel serap anggaran Rp6 trilun

Baca juga: Pemprov Sulsel kucurkan anggaran Rp121 miliar tangani COVID-19

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020