Padang (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki secara resmi mencanangkan transformasi tenun Minang dalam rangka pengembangan UKM dan ekonomi kreatif di Sumatera Barat guna mendukung sektor pariwisata yang dilakukan secara virtual.

"Saya melihat ini merupakan bagian dari upaya menggerakan UMKM di tengah pandemi COVID-19," kata Teten secara virtual yang diikuti di Padang, Senin

Pencanangan diinisiasi oleh Bank Indonesia perwakilan Sumbar bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama tujuh bupati/wali kota penghasil tenun yaitu Kabupaten Sijunjung, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Kota Sawahlunto, Payakumbuh, Padang dan Bukittinggi.

Menurut Teten untuk menggerakan ekonomi nasional yang harus dilakukan adalah merevitalisasi UMKM karena 90 persen pelaku usaha di Tanah Air adalah UMKM dengan tingkat penyerapan tenaga kerja hampir 97 persen.

Baca juga: Teten terapkan tiga hal dorong UMKM "go digital"

Ia menilai transformasi tenun Minang akan memberikan dampak bagi UMKM terutama yang bergerak di bidang tenun sehingga semakin dikenal.

"Budaya Minang lewat jaringan rumah makan yang dikenal hadir di mana-mana jadi peluang untuk juga memasarkan tenun Minang," ujarnya.

Menteri menilai dengan adanya transformasi tenun Minang dari segi motif, bahan, desain dan penggunaan akan membuatnya bisa berkembang.

"Saya juga meminta jaringan perbankan, perhotelan, diaspora hingga kedutaan untuk ikut memperkenalkan tenun Minang yang indah untuk meningkat omset UMKM," kata dia.

Tidak hanya itu ia mengatakan pengembangan tenun Minang juga memberikan dampak bagi UKM lain yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca juga: Menkop UKM ingin dorong koperasi jadi pilihan kegiatan usaha publik

Sementara Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama menyampaikan tenun memiliki potensi untuk dikembangkan karena merupakan salah satu warisan kekayaan budaya leluhur masyarakat Minang sebagai pakaian tradisional yang dikenakan pada acara adat dan acara kebesaran kerajaan Minangkabau.

"Namun terdapat tantangan dalam pengembangan tenun, yaitu masih banyak perajin memiliki pola pikir tradisional dalam menjalankan usaha tenun sebagai pekerjaan tambahan, sehingga masih belum menuju ke skala bisnis, hingga peralatan dan pendanaan masih belum memadai," kata dia.

Di sisi lain, belum ada satu identitas yang kuat, sehingga untuk kegiatan jangka panjang perlu dilakukan perubahan, antara lain penguatan merek Tenun Minang yang mewakili kearifan lokal seluruh tenun yang ada di Sumbar.

Untuk itu pihaknya bersinergi dengan pemangku kepentingan, melalui penggalangan komitmen tujuh bupati/wali kota guna mengembangkan Tenun Minang.

"Penguatan merek melalui pencanangan Transformasi Tenun Minang sebagai identitas tunggal akan memudahkan kampanye yang terstruktur dan masif untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran akan kebanggaan terhadap kekayaan budaya warisan leluhur masyarakat Minangkabau," ujarnya.

Secara umum tenun yang dihasilkan di Sumbar terdiri atas tenun Silungkang, tenun Pandai Sikek, tenun Halaban, tenun Kubang, tenun Balai Panjang dan beberapa daerah lainnya namun kurang dikenal, misalnya tenun salendang balapak dari Kenagarian Sungayang di Batusangkar.












 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020