Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 300 personel dari berbagai institusi mengikuti latihan nasional penanggulangan tumpahan minyak di laut (marpolex) tahun 2020.

"Kegiatan yang melibatkan ratusan personel itu untuk menguji coba dan mengevaluasi prosedur penanggulangan tumpahan minyak," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI Andi Hartono di Bandarlampung, Senin.

Selain itu, kata dia, juga bertujuan menguji coba dan mengevaluasi kemampuan dalam penanggulangan tumpahan minyak, serta melatih dan meningkatkan kerja sama dalam operasi penanganan tumpahan minyak di laut.

Kegiatan latihan tersebut akan melibatkan 14 kapal, peralatan penanggulangan tumpahan minyak serta diikuti 300 personel dari Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup, TNI AL.

Berikutnya, Polda Lampung, SKK Migas, Kantor Kesehatan Pelabuhan Lampung, PT Pertamina, PT Pelindo II Cabang Panjang, Tersus/TUKS wilayah Lampung, dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga: 805 kilogram limbah minyak dikumpulkan dari Pulau Pramuka dan Panggang

Adapun kapal yang akan terlibat dalam latihan kali ini, di antaranya KN Trisula, KN Kalimasada, KN Chundamani, KN Jembio, KN 336, RIB Basarnas 1, RIB Trisula, TB Leopard, TB Legundi 3, Armada Kantor Kesehatan Pelabuhan, MT Pasaman, Searider AL, KP Polair dan RIB Pertamina.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara virtual mengatakan bahwa Latihan Nasional Marpolex adalah bukti bahwa Indonesia memberikan perlindungan terhadap lingkungan maritim.

Menurut dia, alasan Lampung dipilih menjadi tempat diselenggarakannya latihan nasional adalah untuk menguji kemampuan personel jika terjadi tumpahan minyak di perairan Selat Sunda.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Lampung yang memberikan kesempatan dan tempat untuk penyelenggaraan kegiatan ini," ujar Menteri Perhubungan.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berharap kegiatan ini dapat melatih dan meningkatkan kerja sama dalam pengamatan dan penanggulangan dampak tumpahan minyak di laut, serta meningkatkan kemampuan personel dan meningkatkan peran pemangku kepentingan.

"Lampung merupakan daerah yang strategis sehingga rawan terjadinya kecelakaan di laut, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya kecelakaan laut yang menyebabkan tumpahan minyak di wilayah perairan laut di Selat Sunda," ujarnya.

Kepada para peserta, Gubernur berpesan agar mengikuti kegiatan dengan baik sehingga dapat menjadi ilmu dalam penanganan dan menjaga kewaspadaan seluruh personel.

Baca juga: Tim asal Jepang bantu bersihkan minyak tumpah di pesisir Mauritius

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020