Beberapa data ekonomi global seperti di China dan Australia terakhir ini bagus dan memicu risk appetite. Namun penularan COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat seiring membaiknya data ekonomi global di tengah pandemi yang masih melanda.

Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.125 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.130 per dolar AS.

"Beberapa data ekonomi global seperti di China dan Australia terakhir ini bagus dan memicu risk appetite. Namun penularan COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat," kata Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BEI: 20 perusahaan ngantri catatkan saham di bursa

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur China naik menjadi 52,1 pada November dari 51,4 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu ekonomi Australia tumbuh 3,3 persen secara kuartalan pada kuartal III 2020, namun secara tahunan masih terkontraksi 3,8 persen.

Dari domestik, hingga Rabu (2/12) ada tambahan 5.533 kasus baru COVID-19 di Indonesia, sehingga total kasus COVID-19 mencapai 549.508 kasus..

Baca juga: Rupiah ditutup jatuh, tertekan kekhawatiran kenaikan kasus COVID-19

Lukman menambahkan level nilai tukar rupiah saat ini merupakan level yang dijaga oleh Bank Indonesia. Bank sentral tak ingin rupiah menguat terlalu dalam.

"Namun memang mendekati di level 14.000 merupakan level yang ideal dan menjadi mandat BI untuk menjaga agar rupiah tidak menguat lebih jauh," ujar Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.120 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.130 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.164 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.178 per dolar AS.

Baca juga: Saham China ditutup bervariasi, setelah melonjak tajam hari sebelumnya

Baca juga: Saham Tokyo ditutup sedikit lebih tinggi, ditopang ekspektasi vaksin

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020