Jakarta (ANTARA) - Sektor pemerintahan dan teknologi mengalami serangan siber terbanyak selama pandemi virus corona di berbagai negara, berdasarkan laporan tahunan dari perusahaan NTT yang bergerak di bidang keamanan siber.

"Dua sektor ini menyimpan data pribadi," kata CEO NTT Ltd untuk Indonesia, Hendera Lesmana, kepada ANTARA, Kamis.

Serangan kepada pemerintah dan perusahaan teknologi, termasuk platform dagang, berdasarkan Global Threat Intelligence Report 2020, cenderung lebih tinggi dibandingkan laporan GTIR 2019.

Baca juga: Kaspersky deteksi kenaikan serangan di platform belajar

Baca juga: Kerentanan 4G diprediksi juga ditemukan di 5G


Dari total serangan siber secara global, serangan terhadap pemerintah berjumlah 16 persen pada laporan tahun ini, sementara pada laporan tahun 2019 berjumlah 9 persen.

Sementara perusahaan teknologi, paling banyak mendapat serangan ransomware.

Sektor kesehatan, menurut Hendera, juga mengalami peningkatan serangan pada awal tahun ini, ketika pandemi virus corona merebak di berbagai negara.

Secara umum, kekuatan keamanan siber di sektor kesehatan belum sebaik sektor finansial.

Peretas menggunakan momentum COVID-19 untuk melancarkan serangan ke institusi kesehatan, antara lain berupa ransomware, membuat domain palsu dan phishing.

Serangan siber dan pandemi virus corona menyebabkan perusahaan menyiapkan banyak dana untuk memperkuat pertahanan mereka.

Tidak menyebutkan jumlah secara spesifik, NTT Indonesia melihat alokasi dana perusahaan untuk keamanan siber saat pandemi lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.

Sebab, perusahaan harus mengantisipasi karyawan bekerja dari jarak jauh selama pandemi ini. Keamanan siber perusahaan, yang semula terkonsentrasi di lingkungan kantor, harus diperluas ke individu selama karyawan bekerja dari jarak jauh, menggunakan perangkat dan jaringan sendiri, yang belum tentu sesuai dengan standard perusahaan.

Baca juga: KPU diminta waspadai ancaman serangan siber saat pilkada

Baca juga: Dilengkapi kecerdasan buatan, Acronis luncurkan Cyber Protect 15

Baca juga: Belanja TI manufaktur masih minim

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020