Solo (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menolak ekspor bahan baku rotan mengingat mulai menipisnya ketersediaan komoditas tersebut di dalam negeri.

"Saat ini keprihatinan industri khususnya mebel dan kerajinan adalah kelangkaan bahan baku rotan. Ini jadi PR (pekerjaan rumah) oleh pengrajin Solo, Cirebon, dan Jawa Timur," kata Sekretaris Jenderal DPP Himki Heru Prasetyo pada Musyawarah Daerah ke-2 Himki Soloraya di Hotel Lor In Solo, Kamis.

Ia berharap melalui peran pemerintah maka kelangkaan tersebut dapat teratasi sehingga target ekspor rotan hingga lima tahun ke depan dapat dipenuhi.

"Targetnya kan 5 miliar dolar AS, itu untuk 3-5 tahun ke depan. Kalau tidak didukung bahan baku yang aman maka target ini tidak tercapai. Kalau saat ini sampai akhir tahun kemungkinan realisasinya baru mencapai 2,5 miliar dolar AS," katanya.

Baca juga: Industri mebel dan kerajinan keluhkan kelangkaan bahan baku rotan

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum DPP Himki Bidang Bahan Baku dan Penunjang Adi Dharma Santoso mengatakan ketersediaan bahan baku rotan di dalam negeri saat ini memang cukup mengkhawatirkan.

"Kalau dibilang alternatif, sebetulnya rotan akan sangat menjanjikan, hanya Indonesia yang punya produksi rotan terbesar di dunia. Seharusnya ini bisa memegang 'market leader' untuk produk rotan," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya berharap agar pemerintah segera menyetop kran ekspor bahan baku rotan ke luar negeri. Selain itu juga melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya aksi penyelundupan bahan baku tersebut ke luar negeri.

Baca juga: Mendag lepas ekspor kontainer rotan UKM

"Ini harus menjadi perhatian serius. Harus ada ketegasan pemerintah untuk menutup kran ekspor bahan baku rotan dan penyelundupan. Memang nilai rotan di luar negeri jauh lebih tinggi dibandingkan dijual di dalam negeri, itu yang memicu ekspor," katanya.

Terkait hal tersebut, dikatakannya, Himki sudah membahasnya melalui kegiatan "focus group discussion" (FGD) yang diselenggarakan beberapa waktu di Cirebon. Sebagaimana diketahui, Cirebon juga merupakan salah satu sentra produksi rotan di dalam negeri.

"Sementara ini, salah satu solusinya adalah akan ditindaklanjuti oleh dinas terkait," katanya.

Sementara itu, ketua terpilih DPD Himki Soloraya Haryanta mengatakan permasalahan rotan sejauh ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

"Memang UKM kesulitan bahan baku. Sebagai alternatifnya saat ini banyak UKM di Soloraya membuat produk yang dari 'recycle', ranting, akar. Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk inovasi produk," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020