Suara pada gamelan hanya akan apik terdengar apabila semua pemainnya seiring sejalan. Gamelan mengajari kita bahwa kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan harmoni
Jakarta (ANTARA) - KBRI Buenos Aires bekerja sama dengan pemerintah kota setempat mengadakan pertunjukan Gamelan in the Park di Plaza Naciones Unidas (PBB), Buenos Aires, pada Rabu (2/12).

Duta Besar RI untuk Argentina Niniek Kun Naryatie menyampaikan bahwa gamelan dipilih untuk dipentaskan karena merupakan musik kebanggaan Indonesia yang variasi nadanya dapat dibandingkan dengan orkes simfoni di dunia barat.

“Ketawang Puspowarno, yang diciptakan oleh Sultan Mangkunegoro IV, misalnya. Pada 1977, lagu tersebut terpilih bersama 26 komposisi musik dari seluruh dunia untuk diperdengarkan di kabin Voyager I saat terbang ke ruang angkasa,” kata Dubes Niniek dalam siaran pers KBRI Buenos Aires, Jumat.

Selain itu, gamelan juga memberi pesan kepada dunia yang dilanda krisis akibat pandemi.

“Suara pada gamelan hanya akan apik terdengar apabila semua pemainnya seiring sejalan. Gamelan mengajari kita bahwa kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan harmoni,” tutur Niniek.

Baca juga: Indonesia tampilkan gamelan di PBB sebagai simbol multilateralisme

Dimainkan oleh tiga belas personel Sang Bagaskara, lantunan nada pentatonik slendro dan pelog menghibur pengunjung yang hadir. Tangan-tangan tangkas mereka dalam memukul saron dan peking menciptakan irama yang harmonis.

Nada rendah slentem dan demung pun semakin hidup ketika tabuh kendang mengiringinya. Selama satu jam berada di panggung, kelompok gamelan binaan KBRI Buenos Aires yang beranggotakan warga Argentina itu memainkan hampir satu lusin gending, antara lain Kebogiro, Manyar Sewu, Subakastawa, Gugur Gunung, dan Ketawang Puspowarno.

Di setiap pergantian gending, penonton mendapat penjelasan mengenai filosofi di balik komposisinya.

Diego Sebastian Nuñez, salah satu pendiri Sang Bagaskara, menyatakan kebanggaannya bisa menjadi bagian dari pertunjukan ini. Sebagai alumni program beasiswa Darmasiswa, ia senang bisa mendekatkan Indonesia dan Argentina melalui seni dan budaya yang ia kuasai.

“Gamelan adalah musik yang luar biasa, tapi di Argentina, masih banyak yang belum mengenalnya,” ujar dia.

Baca juga: Gamelan iringi lagu Yunani pada Malam Budaya Indonesia di Athena

Gamelan in the Park sengaja digelar di Plaza PBB karena merupakan simbol multikulturalisme yang amat dibanggakan oleh warga Buenos Aires.

Di kota yang sejarahnya banyak dipengaruhi oleh imigran Spanyol, Italia, dan Jerman, pertunjukan budaya semacam ini mendapat sambutan meriah.

Pembatasan kapasitas pengunjung dan penerapan protokol kesehatan yang ketat tidak mencegah para penonton untuk menikmati lantunan gamelan. Apalagi, ini adalah acara seni budaya besar pertama yang diadakan di ruang terbuka kota Buenos Aires sejak kebijakan karantina dicabut 9 November lalu.

Kakak-adik Samantha dan Micaela Farias, mengaku terpukau dengan musik gamelan yang disuguhkan. Bagi mereka, sesuatu hal yang langka bagi publik Argentina menyaksikan pertunjukan budaya dari negeri yang sangat jauh.

“Lebih asyik menonton gamelan secara langsung daripada melihat dari layar monitor,” kata Samantha.

Acara Gamelan in the Park dihadiri pula oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Buenos Aires yaitu Presiden Comuna 2 Ramiro Reyno Grondona serta Manajer Administrasi dan Hukum Rodrigo Jimenez Farias.

Menurut Ramiro, kegiatan seperti ini penting untuk mengenal budaya satu sama lain.

“Sejujurnya, saya belum pernah mendengar jenis musik seperti ini, tetapi menurut saya musik ini memberikan rasa damai dan tenang," paparnya saat ditanya pendapatnya mengenai gamelan.

Ke depannya, ia berharap kedua negara dapat terus bekerja sama untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan budaya.

Baca juga: Gamelan & tari Indonesia tutup pameran foto di tambang garam Polandia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020