Jakarta (ANTARA) - Seniman Reuben Dangoor bersama dengan Lloyd’s Register meluncurkan pameran "Future Seascapes" ("Lanskap Laut Masa Depan"), yang memamerkan lukisan-lukisan klasik yang disulap menjadi lukisan dan ilustrasi mengenai jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan bagi perkapalan dan industri maritim.

Dangoor, telah mengonsep ulang lukisan minyak terkenal dari abad ke-17 dan ke-18. Enam buah koleksinya menampilkan karya para seniman ternama di masa lalu, seperti JMW Turner, Vincent Van Gogh, dan Claude Monet.

Baca juga: Sadar lotre hidup lagi karena pandemi

"Koleksi 'Future Seascapes' merupakan suatu proyek sangat keren yang bisa saya kerjakan. Saya menyukai konsep Lloyd’s Register tentang menata ulang lanskap laut di masa lalu untuk menggambarkan masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih bersih," kata Dangoor melalui keterangan yang diterima ANTARA, Selasa.

Lukisan klasik itu dimodifikasi untuk menggambarkan kapal yang bersifat netral karbon, infrastruktur baru, teknologi maritim, dan kapal dengan konsep futuristik yang akan mengatasi tantangan dekarbonisasi perkapalan.

Melalui karya seni, Lloyd’s Register, dengan riwayat operasional selama 260 tahun di industri maritim dan tujuan sosial untuk merekayasa dan menciptakan dunia yang lebih aman dan berkelanjutan, bertujuan untuk menyoroti kebutuhan akan bahan bakar kapal dan maritim yang bebas emisi karbon di laut lepas pada tahun 2030, beserta infrastruktur pendukungnya.

Baca juga: Sejumlah pelukis pameran di Padang
Lukisan karya Vincent Van Gogh, "The Sea at Les Saintes-Maries-de-la-Mer" (1888)., dan lukisan yang disulap ulang oleh Reuben Dangoor untuk "Future Seascapes". (ANTARA/Llyoyd's Register)

Industri perkapalan mengangkut 90 persen dari semua perdagangan global dan sangat penting bagi rantai pasokan dunia, namun menyebabkan sekitar 2,9 persen dari jumlah emisi gas rumah kaca. Industri ini bertekad untuk mengurangi separuh dari tingkat emisinya di tahun 2008 pada tahun 2050.

Setiap karya ini, yang dibuat secara digital oleh Dangoor - yang karyanya sangat terinspirasi oleh berbagai peristiwa masa kini, menampilkan komentar visual tentang ketidakadilan sosial dan politik.

Adapun sejumlah karya yang dibuat ulang oleh Dangoor, yaitu "Ships on the Seine at Rouen" (1873) dari Claude Monet, "Fighting Temeraire" (1838) dari JMW Turner, "A Trinity House Yacht and a Revenue Cutter Off Ramsgate" (1810) dari Thomas Whitcombe.

Lebih lanjut, "View of Hong Kong" (1845-1855) karya Tingqua, "Harbour Scene" (1910-1974) dari Edward Seago, dan mahakarya Vincent Van Gogh, "The Sea at Les Saintes-Maries-de-la-Mer" (1888).

Karya-karya tersebut akan dipamerkan sebagai bagian dari tur galeri virtual 360 derajat, yang diselenggarakan di tempat penting Carlton House Terrace dan bisa disaksikan oleh publik di situs Lloyd’s Register.

Baca juga: Raphael ubah bentuk hidungnya dalam potret diri

Baca juga: Karya Van Gogh bisa disaksikan di museum dari dalam mobil

Baca juga: Esoterik & eksoterik seni Islam ala Hajriansyah

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020