Ini tidak mengherankan karena banyak pekerja migran tidak memiliki gejala apapun, dan karenanya tidak akan mencari pengobatan dan menerima tes PCR dalam prosesnya
Singapura (ANTARA) - Hampir setengah dari pekerja migran yang tinggal di asrama Singapura  menderita COVID-19, menurut pemerintah, menunjukkan bahwa virus menyebar jauh lebih luas di antara mereka yang tinggal di asrama ini.

Singapura telah melaporkan lebih dari 58.000 kasus COVID-19 sejak pandemi dimulai, dengan sebagian besar terjadi di asrama sempit yang menampung sebagian besar pekerja berupah rendah di Asia Selatan.

Tetapi pemerintah mengatakan pada  Selasa bahwa sementara total 54.505 pekerja telah dites positif terkena virus menggunakan tes PCR pada hari Minggu, 98.289 tambahan telah dinyatakan positif menggunakan tes serologi. Tes PCR mendiagnosis infeksi saat ini atau baru dan tes serologi menunjukkan infeksi masa lalu.

Baca juga: Singapura bergegas bangun perumahan pekerja migran setelah wabah
Baca juga: Singapura awasi banyaknya kasus bunuh diri pekerja migran saat pandemi


Tingkat prevalensi COVID-19 di asrama saat ini 47 persen, termasuk hasil tes serologi, kata kementerian tenaga kerja dalam sebuah pernyataan. Singapura hanya memasukkan hasil positif dari tes PCR yang dikonfirmasi dalam hitungan kasusnya sesuai dengan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia.

Di luar asrama, tingkat prevalensi virus di Singapura sekitar 0,25 persen berdasarkan studi pengambilan sampel serologi terhadap 1.600 orang, menurut seorang pejabat kementerian kesehatan.

Untuk setiap infeksi COVID-19 di asrama yang terdeteksi melalui pengujian PCR, 1,8 kasus lainnya belum teruji dan tidak terdeteksi pada saat itu, dan kemudian diidentifikasi hanya melalui pengujian serologi.

"Ini tidak mengherankan karena banyak pekerja migran tidak memiliki gejala apapun, dan karenanya tidak akan mencari pengobatan dan menerima tes PCR dalam prosesnya," kata kementerian tersebut.

Pihak berwenang masih menyelesaikan tes serologi untuk sekitar 65.000 pekerja yang tinggal di asrama yang belum pernah dites.

Meskipun sebagian besar negara hanya melakukan pengujian serologi dengan basis sampel untuk memperkirakan prevalensi infeksi dalam suatu populasi, Singapura melakukan pengujian tersebut pada semua pekerja migran yang tinggal di asrama.

Singapura hanya melaporkan beberapa kasus lokal COVID-19 selama dua bulan terakhir. Itu memiliki tingkat kematian terendah di dunia dari virus dengan 29 kematian.

Singapura pada  Senin menjadi negara Asia pertama yang menyetujui vaksin virus corona Pfizer-BioNTech dan mengatakan akan mulai menerima suntikan pada akhir tahun.

Sumber : Reuters

Baca juga: Singapura bergulat dengan virus corona di asrama pekerja migran
Baca juga: Singapura deteksi klaster baru COVID-19 di asrama pekerja migran

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020