Kami terus melakukan pertemuan-pertemuan dengan tim falakiah, menyusun langkah-langkah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama hingga saat ini terus menyusun naskah akademis untuk penyatuan kalender Hiriah yang menjadi panduan waktu bagi umat Islam di Indonesia untuk berbagai peringatan hari besar keagamaan.

"Saat ini sedang menyusun naskah akademis," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag Agus Salim saat berdiskusi dengan insan media di Jakarta, Kamis.

Program penyatuan kalender Hijriah merupakan upaya untuk menyamakan hari besar umat Islam di Indonesia yang saat ini banyak berbeda di antara kalangan Muslim karena memiliki referensi masing-masing.

Dampak dari realisasi penyatuan kalender Hijriah itu nantinya, umat Islam di Indonesia akan merayakan hari besar keagamaan secara bersama-sama, seperti saat Idul Fitri dan Idul Adha, termasuk awal mula Puasa Ramadhan.

Baca juga: Kemenag siap fasilitasi penyatuan kalender Hijriah

Agus mengatakan penyatuan kalender Hijriah diinisiasi oleh Kemenag sejak era Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Saat itu, Lukman menyerap aspirasi dan melakukan konsolidasi dari berbagai ormas Islam di Indonesia untuk upaya penyatuan kalender Hijriah.

"Kami sudah menggagas ini. Kami temui langsung Majelis Ulama Indonesia mendiskusikan tentang itu dan mereka merespons dengan baik. Kami terus melakukan pertemuan-pertemuan dengan tim falakiah, menyusun langkah-langkah," katanya.

Kemenag juga menggandeng para pakar astronomi dalam upaya menyatukan kalender Hijriah, seperti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan ilmuwan lainnya.

Agus optimistis penyatuan kalender Hijriah dapat terlaksanan.

Kendati begitu, dia mengatakan penyatuan kalender Hijriah merupakan upaya yang tergolong sukar karena harus menyatukan berbagai keyakinan pendekatan ilmu pengetahuan dan keagamaan.

Baca juga: Ketua MPR dukung wacana Kalender Hijriyah
Baca juga: Anggota DPR harap kalender Hijriyah dapat disusun
Baca juga: Muhammadiyah siap gunakan Kalender Hijriyah Global

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020