Konflik gajah dengan manusia di Aceh sepanjang 2020 ada sebanyak 102 kasus. Jumlah ini lebih tinggi dari satwa lainnya, seperti harimau 35 kasus dan orang utan 40 kasus
Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan bahwa konflik gajah dengan manusia masih tinggi terjadi di provinsi ujung barat Indonesia itu.

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Senin, menyatakan masih tingginya konflik gajah dengan manusia itu bisa dilihat dari angka kasus sepanjang 2020.

"Sebenarnya, bukan angka konflik yang dibutuhkan, tetapi bagaimana keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat menangani konflik tersebut," kata Agus Arianto.

Dari catatan BKSDA Aceh, kata Agus Arianto, konflik gajah dengan manusia di Aceh sepanjang 2020 ada sebanyak 102 kasus. Jumlah ini lebih tinggi dari satwa lainnya, seperti harimau 35 kasus dan orang utan 40 kasus.

Dari 102 kasus tersebut, 10 di antaranya ada kematian gajah, yakni enam ekor kematian di Kabupaten Aceh Jaya, dua kematian di Kabupaten Aceh Timur, serta dua kematian di Kabupaten

"Selain konflik dengan manusia, penyebab kematian gajah juga ada karena perburuan serta mati alami. Potensi konflik gajah umumnya di musim penghujan," katanya.

Pihaknya mengajak peran serta masyarakat dan pemerintah daerah serta lembaga swadaya masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif menangani konflik gajah tersebut.

"Jika dilihat dari populasinya, gajah di Aceh sekitar 500 ekor. Dan perkembanganbiakan juga cukup baik dilihat dari struktur umur gajah yang berkonflik," demikian Agus Arianto.

Baca juga: Selama 2020, terjadi 132 konflik satwa liar di Aceh

Baca juga: Menghalau gajah liar dari kawasan permukiman warga di Aceh

Baca juga: Kawanan gajah merusak kebun kelapa sawit warga di Aceh Barat

Baca juga: 3 gajah jinak halau kawanan gajah liar di Pidie

 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020