kami juga melakukan pertukaran dosen
Padang (ANTARA) - Universitas Negeri Padang (UNP) yang berada di Padang, Sumatera Barat, telah mengikutkan 7.800 mahasiswa dalam pelaksanaan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar hingga Desember 2020.

Wakil Rektor I UNP Dr. Refnaldi, M. Litt. di Padang, Selasa mengatakan bahwa dalam menyukseskan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, UNP banyak berpartisipasi yang pertama pada Program Permata Sakti dengan melakukan pertukaran mahasiswa melalui jalur sistem informasi dengan total mahasiswa yang ikut sebanyak 150 lebih.

Aktivitas berikutnya yaitu Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) dengan mengirim mahasiswa ke sekolah-sekolah terutama ke sekolah SD yang akreditasinya B ke bawah agar bisa membantu guru di sekolah tersebut.

"Pada Program KMP, 110 mahasiswa S1 dikirim ke sekolah yang akreditasinya B ke bawah atau akreditasi C lebih diprioritaskan selama 3,5 bulan," katanya.

Baca juga: Sertifikat standar mutu ASEAN University Network diraih 4 prodi UNP

Kemudian, pada Program Asosiasi MIPA LPTK Indonesia (AMLI) juga dilakukan pertukaran mahasiswa sebanyak 300 mahasiswa FMIPA UNP. Selain itu di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) juga dilakukan hal serupa.

"Tak hanya mahasiswa, bahkan kami juga melakukan pertukaran dosen. Pada FMIPA ada empat yang ditukarkan dosennya serta di FIP juga ada empat dosen yang ditukarkan kemudian dosen UNP mengajar di Universitas lain secara daring dan dosen di Universitas lain juga mengajar di UNP," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pada semester lalu UNP mengirim mahasiswa ke Universitas Terbuka sebanyak 7,000 orang mulai Januari sampai Juni dalam rangka Merdeka Belajar.

"Walaupun di awal tahun pemerintah belum meluncurkan program-program resminya tapi UNP sudah mulai melakukannya," katanya.

Baca juga: 104 mahasiswa Universitas Negeri Padang raih beasiswa dari Bank Nagari

Menurut dia, aktivitas Program Merdeka-Merdeka Belajar yang paling banyak diminati mahasiswa adalah pertukaran mahasiswa, sedangkan untuk aktivitas magang masih dalam kategori yang terbatas karena memerlukan kerja sama yang lebih intensif serta kegiatannya cukup lama yakni selama satu semester atau 20 SKS mahasiswa meninggalkan kampus.

Refnaldi mengatakan bahwa pemerintah menargetkan pada pelaksanaan Program Merdeka Belajar, persentase mahasiswa yang ikut yaitu 30 persen dari jumlah mahasiswa dan untuk tahun depan pihaknya akan programkan pada masing-masing prodi supaya target dari pemerintah bisa tercapai.

"Ke depan memang akan lebih banyak lagi program yang akan diikutkan karena target indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan pemerintah cukup tinggi untuk persentase mahasiswa yang mengambil kuliah di luar universitas UNP, apakah itu ke universitas lain, dunia industri, atau melakukan penelitian di lembaga-lembaga penelitian atau melakukan pengabdian masyarakat di desa," kata dia.

Baca juga: Kemendikbud: Reformasi pendidikan melalui kebijakan Merdeka Belajar

Tahun depan, UNP terus berusaha agar delapan aktivitas pada Program Kampus Merdeka bisa dijalankan secara berangsur-angsur dengan memulai dari yang cukup mudah yaitu pertukaran pelajar kemudian magang dengan meningkatkan SKS dan kuantitasnya.

Delapan aktivitas dari Program Kampus Merdeka adalah pertukaran pelajar, magang atau praktik kerja, asisten mengajar di satuan pendidikan, penelitian atau riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen, dan membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik (KKNT).

Ia berharap, dengan adanya program tersebut mahasiswa bisa mendapatkan pendidikan dan pengalaman perkuliahan tidak hanya di dalam kampus tapi juga di luar kampus sehingga banyak membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan pekerjaan.

"Kalau mereka magang di suatu tempat yang bagus misalnya di BUMN selama satu semester, kemungkinan mereka diterima disana akan cukup besar karena mereka sudah punya pengalaman satu semester di sana," terangnya.

Baca juga: Kemendikbud dorong pelaksanaan Merdeka Belajar saat pandemi COVID-19

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020