Melestarikan bahasa asli Temanggungan yang akhir-akhir ini mulai agak luntur
Temanggung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mendokumentasikan sejarah melalui lomba menulis sejarah desa yang diikuti 234 desa/kelurahan dari 289 desa/kelurahan yang ada di wilayah tersebut.

Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Selasa, mengatakan lomba menulis sejarah desa ini bertujuan untuk mendokumentasi, menggali, mengumpulkan fakta-fakta, mitos, dan dongeng yang tersebar di masyarakat di seluruh Kabupaten Temanggung.

Lomba menulis sejarah desa ini digelar dalam rangkaian HUT ke-186 Temanggung. Selain lomba menulis sejarah desa juga digelar lomba narasi video Temanggungan.

"Semua sejarah desa itu menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah Kabupaten Temanggung dan sejarah kebudayaan, sejarah sosial di masyarakat Kabupaten Temanggung," katanya.

Ia menyampaikan ada 234 desa mengirimkan naskah yang nantinya akan didokumentasikan dan akan menjadi pelajaran sangat berharga bagi generasi mendatang untuk bisa mengetahui sejarah desanya, sejarah kebudayaan, sejarah masyarakatnya dan dari sana generasi mendatang bisa belajar untuk membangun masa depan yang lebih baik tanpa meninggalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh nenak moyangnya.

Ia mengakui bahwa tulisan-tulisan sejarah desa ini belum sempurna, tetapi hal ini setidaknya menjadi semacam petunjuk di kemudian hari apabila ada pihak-pihak bahkan mungkin pemerintah ingin melakukan penggalian lebih lanjut, studi lebih lanjut untuk menggali lagi kekayaan sejarah di masyarakat Kabupaten Temanggung.

"Tulisan-tulisan hasil lomba ini bisa menjadi petunjuk yang bisa ditindaklanjuti lebih lanjut," katanya.

Baca juga: Pencinta kota tua wisata "Djeladjah Petjinan" di Temanggung

Baca juga: Puluhan pemuda ikuti lomba menyeduh kopi di Temanggung


"Kemudian lomba narasi video Temanggungan, bertujuan untuk melestarikan bahasa asli Temanggungan yang akhir-akhir ini mulai agak luntur di tengah masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda," katanya.

Ia menyampaikan seiring dengan keterbukaan informasi, seiring dengan semakin banyaknya media yang bisa diakses oleh masyarakat dan seiring dengan interaksi yang lebih intensif antara Temanggung dengan dunia luar atau sebaliknya, interaksi budaya tutur bahasa ini menjadi bercampur-campur sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Temanggung yang memiliki logat bahasa Jawa khas Temanggungan yang harus dipertahankan.

"Salah satu cara mempertahankannya melakukan mainstremisasi bahasa asli Temanggungan di kalangan generasi muda dengan memanfaatkan teknologi informasi membuat lomba video narasi Temanggungan ini. Saya berharap ini juga nanti akan diteruskan oleh masyarakat untuk menjadi kecenderungan di tengah masyarakat membuat video-video baru, konten-konten baru dengan narasi khas temanggungan," katanya.

Ketua panitia HUT ke-186 Temanggung yang juga Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung Ripto Susilo menyampaikan lomba penulisan sejarah desa diikuti sebanyak 234 desa/kelurahan dari 289 desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung.

Menurut dia ada empat kecamatan yang seluruh desanya mengirimkan naskah lomba, yaitu Kecamatan Jumo, Kranggan, Kedu, dan Kecamatan Tretep.

"Ada satu kecamatan yang paling rendah partisipasinya adalah Kecamatan Kandangan hanya enam desa yang mengirim naskah dari 16 desa yang ada," katanya.

Kemudian lomba video narasi temanggungan, masuk sebanyak 355 video, dengan rincian 68 dari kategori santri, 94 video dari kategori pelajar, dan 193 dari kategori umum. 

Baca juga: Gerebek Parakan merekonstruksi sejarah Temanggung

Baca juga: Pasar Tani Kranggan Temanggung adakan kontes sangrai kopi tradisional

 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020