Jakarta (ANTARA) - Koreografer Eko Supriyanto berbagi ilmu dalam Ruang Kreatif: Kelas Tari Virtual “Inisiasi Gerak” yang diadakan Galeri Indonesia Kaya pada Minggu (20/12) lalu yang peminatnya mencapai lebih dari 150 peserta.

Penata tari konser Madonna ini mengaku kelas tari virtual memberi tantangan karena dia tidak bisa bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan para peserta.

"Namun ternyata, hal ini tidak mematahkan semangat dan kreativitas para peserta untuk terus mencetuskan dan menghasilkan ide-ide yang inovatif dalam kelas tari yang diinisiasi oleh Galeri Indonesia Kaya ini, para peserta dipacu untuk terus menghasilkan ide-ide kreatif melalui berbagai program yang mereka hadirkan. Semoga, kelas tari ini dapat menjadi angin segar bagi para peserta di rumah," kata Eko dalam keterangan resmi, dikutip Kamis.

Selama 60 menit, Eko Supriyanto mengajari Inisiasi Gerak kepada para peserta yang mengikuti dengan antusias. Koreografi yang dikonsep sendiri oleh sang koreografer ini memadukan dari kelas workshop koreografi bersama Trisya Brown 1999 di New York US serta dari penelitian dan analisis gerak tari Alus gaya Surakarta.

Pada sesi kelas tari kali ini, Eko Supriyanto berbagi salah satu strateginya dalam menciptakan koreografi berdasarkan eksplorasi gerak yang memilih gerakan yang sesederhana mungkin tanpa adanya unsur kultur atau tradisi tertentu, untuk membebaskan dari vokabuler yang sudah ada.

Eko Supriyanto yang juga dikenal dengan nama Eko Pece ini lahir di Astambul, Kalimantan Selatan pada 26 November 1970 dan dibesarkan di Magelang, Jawa Tengah. Eko mendirikan Solo Dance Studio dan Eko Dance Company di Surakarta. Ia juga mengajar koreografi di ISI Surakarta.

Sebagai koreografer profesional, ia aktif menggarap koreografi untuk film serta perhelatan tingkat nasional dan internasional. Ia mulai dikenal secara internasional saat ditunjuk oleh penyanyi Madonna untuk menjadi penata tari konsernya di berbagai negara dan juga terlibat sebagai penata tari untuk ajang Miss World yang diselenggarakan di Bali (2013) dan Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta/Palembang.


Baca juga: Manfaat olahraga "pole dance" ala Nikita Willy

Baca juga: Lapah wadah ekspresi seni tari kontemporer masyarakat Lampung

Baca juga: Penari dari 10 negara tampil di ASEAN Contemporary Dance Festival

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020