Dari sisi mendukung upaya pengelolaan dampak ekonomi, diplomasi telah berkontribusi untuk mendorong aktivasi kembali ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan melalui travel corridor arrangement
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement/TCA) dengan sejumlah negara dapat mendorong aktivasi ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.

Sejauh ini, Indonesia telah menyepakati TCA dengan Uni Emirat Arab (UAE), Korea Selatan, China, Singapura, dan dalam kerangka ASEAN. Sementara itu, perundingan TCA dengan Jepang masih berlangsung.

“Dari sisi mendukung upaya pengelolaan dampak ekonomi, diplomasi telah berkontribusi untuk mendorong aktivasi kembali ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan melalui travel corridor arrangement,” ujar Retno saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2021 secara virtual, Rabu.

Namun, Retno menjelaskan bahwa sejak 1 Januari hingga 14 Januari 2021, pembatasan masuknya warga negara asing (WNA) ke Indonesia harus dilakukan untuk merespons munculnya varian mutasi baru virus corona yang dapat menular sangat cepat.

“Sekali lagi, kebijakan ini sifatnya hanya sementara,” tutur Retno.

Sebelumnya, Menlu Retno mengatakan bahwa melalui pemberlakuan TCA, Indonesia berhasil menggerakkan 50 persen perdagangannya.

Di sela-sela acara Jakarta Food Security Summit ke-5 pada November 2020, ia menyebut total nilai perdagangan Indonesia dengan ASEAN, UAE, Korea Selatan, China, dan Singapura mencapai 188,6 miliar dolar AS. Nilai tersebut mencakup 55,6 persen dari total perdagangan Indonesia dengan dunia.

Retno menilai bahwa TCA merupakan langkah penting untuk memulihkan ekonomi Indonesia, dengan membuka akses bagi bisnis esensial.

“TCA ini juga merefleksikan solidaritas dan kepercayaan antarnegara dalam upaya keluar dari krisis ini bersama-sama,” kata Menlu.


Baca juga: Menlu kembali tegaskan RI tak berniat buka hubungan dengan Israel

Baca juga: Ketahanan kesehatan nasional jadi prioritas diplomasi RI


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021