Jakarta (ANTARA) - Bumi Global Karbon (BGK) mendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 
mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan meningkatkan kualitas sektor ini secara berkelanjutan.

"Kami mengapresiasi inisiatif dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno terkait perubahan fokus pengembangan sektor Parekraf di masa mendatang. Yang semula kuantitas menjadi peningkatan kualitas dengan pariwisata berkelanjutan," kata Founder Bumi Global Karbon (BGK) Ahmad Deni Daruri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, pada masa pandemi Covid-19, muncul tren baru, yaitu pengungkapan perusahaan terkait lingkungan, sosial dan praktek kepemerintahan (environmental, social dan governance/ESG).

Bahkan, katanya, data UBS Indonesia menyebutkan, fokus investor dan global akan meningkat dengan mempertimbangkan poin ESG, sebagai akibat dari pandemi.

"Salah satu media pengungkapan ESG yang digunakan perusahaan adalah laporan keberlanjutan atau 'sustainability report' (SR)," kata Deni.

Di Indonesia, lanjut Deni, inisiatif terkait ESG sudah mulai bermunculan. Inisiatif tersebut sejalan dengan tren global dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

"Untuk mendukung inisiatif tersebut, kami mengusulkan langkah awal secara terukur, akurat, kredibel dan objektif yaitu berupa penyusunan SR untuk industri ekonomi kreatif dan pariwisata," ungkap Deni.

Diharapkan, berbagai industri ekonomi kreatif dan pariwisata seperti hotel, restoran, tempat wisata dan sebagainya dapat menyusun SR mereka masing-masing. Di Asia, Hotel Banyan Tree dan Resort Singapura, The Farglory Hotel Taiwan dan masih banyak perhotelan lainnya telah menerbitkan SR.

"Ini saatnya bagi Indonesia untuk memulai penyusunan SR khususnya bagi industri ekonomi kreatif dan pariwisata," katanya.

Baca juga: BGK: Komitmen ESG 17 BUMN meningkat
Baca juga: Bumi Global Karbon berharap pemerintah segera susun SR Desa
Founder Bumi Global Karbon (BGK) Ahmad Deni Daruri
SR minimal
Menurut Deni, SR minimal mengulas topik emisi gas rumah kaca (SDGs 3, 12, 13, 14, dan 15), penggunaan energi (SDGs 7, 8, 12 dan 13), konsumsi air (SDGs 6), kebijakan anti korupsi (SDGs 16), nilai ekonomi langsung yang didistribusikan (SDGs 8 dan 9), investasi infrastruktur (SDGs 5, 9 dan 11), pendekatan terhadap pajak (SDGs 1, 10 dan 17), perekrutan karyawan (SDGs 5, 8 dan 10), pelatihan karyawan (SDGs 4, 5, 8 dan 10), masyarakat lokal (SDGs 2), serta penanganan pandemi dipraktikkan dalam kegiatan usaha (SDG 3).

Topik-topik tersebut telah mencakup 23 standar GRI utama, 85 indikator standar GRI dan 37 sub indikator standar GRI. Standar GRI merupakan standar pelaporan keberlanjutan yang digunakan hampir 80 persen perusahaan di dunia yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).

Bumi Global Karbon sedang mendorong kerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, terkait penyusunan SR untuk industri pariwisata, antara lain SR perhotelan.

Penyusunan laporan ini memiliki banyak manfaat seperti SR dapat menjadi informasi publik atas kinerja industri, meningkatkan daya tarik wisata secara global, meningkatkan kepercayaan dan image (branding), terukurnya emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan usaha sehingga dapat menyusun strategi ke depan untuk menghadapi perubahan iklim.

"Dengan begitu tiap industri ekonomi kreatif dan pariwisata dapat mengetahui kontribusi mereka dalam mendukung pencapaian SDGs nasional secara terukur, akurat, kredibel dan objektif," kata Deni.
 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021