Sebagai Presiden Majelis Umum PBB, saya sedih dan prihatin dengan perkembangan hari ini di Capitol di #WashingtonDC. AS adalah salah satu negara demokrasi utama dunia
Washington (ANTARA) - Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Volkan Bozkir menyuarakan keprihatinannya atas protes yang diwarnai kekerasan di Ibu Kota Washington DC, setelah pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerbu Gedung Kongres AS, Capitol.

"Sebagai Presiden Majelis Umum PBB, saya sedih dan prihatin dengan perkembangan hari ini di Capitol di #WashingtonDC. AS adalah salah satu negara demokrasi utama dunia," cuit Bozkir di Twitter, Rabu (6/1).

"Saya percaya bahwa perdamaian dan penghormatan terhadap proses demokrasi akan berlaku di negara kita pada saat kritis ini," tulis diplomat asal Turki itu.

Gedung Capitol diserbu oleh para pendukung Trump pada Rabu, saat anggota parlemen disiapkan  untuk mengadakan sesi bersama Kongres yang secara tradisional merupakan urusan biasa penghitungan suara elektoral.

Baca juga: Dua pejabat Gedung Putih mundur usai kerusuhan gedung Kongres AS
Baca juga: Twitter nonaktifkan akun Presiden Trump terkait kerusuhan Kongres


Sebaliknya, kekacauan akibat ribuan perusuh yang bentrok dengan polisi di luar badan legislatif federal memicu kekacauan yang lebih besar lagi ketika kelompok yang kewalahan menghadapi penegak hukum, menerobos pintu dan jendela Capitol hingga akhirnya menuju ke lantai Senat.

Pemandangan suram itu adalah noda yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam peralihan kekuasaan damai di AS, demikian laporan Anadolu.

Trump dan sekutu politiknya selama berbulan-bulan menuduh ia telah dicurangi dalam pemilu yang dimenangi oleh Joe Biden.

Hal ini memicu emosi di antara para pendukungnya dengan teori konspirasi yang telah berulang kali ditolak di pengadilan. Departemen Kehakiman juga tidak menemukan bukti untuk mendukung klaim Trump atas penipuan pemilih yang meluas.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan kemarahan atas penyerbuan Gedung Capitol AS oleh para pendukung Trump yang dia salahkan karena fakta bahwa presiden AS telah gagal mengakui kekalahannya dari Biden.

"Kita semua kemarin melihat foto-foto yang meresahkan dari penyerbuan Kongres AS dan foto-foto ini membuat saya marah dan juga sedih," kata Merkel pada pertemuan kaum konservatif Jerman, Kamis.

"Saya menyesal sejak November Presiden Trump belum mengakui kekalahannya bahkan sampai kemarin," Merkel melanjutkan, seperti dilaporkan Reuters.

Merkel menyebut ratusan pendukung Trump yang menyerbu Capitol sebagai "penyerang dan perusuh" dan mengatakan dia yakin bahwa Biden akan dilantik sebagai Presiden AS dalam dua minggu.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penyerbuan Gedung Capitol AS oleh para demonstran adalah "tindakan memalukan yang harus dikutuk dengan keras".

Menyebut insiden di Washington sebagai "amukan" selama pidato bersama yang disiarkan televisi dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin yang sedang berkunjung, Kamis, Netanyahu mengatakan dia "tidak ragu" bahwa demokrasi Amerika akan menang.

Sumber: Anadolu, Reuters

Baca juga: Tembakan, kaca pecah warnai serbuan pendukung Trump ke Gedung Capitol
Baca juga: Empat tewas, 52 ditangkap usai kerusuhan di Capitol AS

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021