Beijing (ANTARA) - Saham-saham China ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, memperpanjang penurunan untuk hari kedua berturut-turut, ketika negara itu melaporkan lonjakan terbesar kasus COVID-19 dalam lebih dari 10 bulan.

Indikator utama pasar saham China, Indeks Komposit Shanghai merosot 0,91 persen menjadi ditutup pada 3.565,90 poin. Sementara itu, Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China terpangkas 1,92 persen menjadi berakhir di 15.070,13 poin.

Nilai transaksi gabungan saham-saham yang mencakup kedua indeks utama China mencapai 1,12 triliun yuan (sekitar 173,32 miliar dolar AS), menyusut dari 1,23 triliun yuan (sekitar 191,1 miliar dolar AS) pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya.

Saham-saham di sektor kereta berkecepatan tinggi memimpin kenaikan, sementara yang terkait dengan baijiu, atau minuman keras China, memimpin penurunan.

Infeksi COVID-19 di provinsi Heilongjiang, timur laut China hampir tiga kali lipat, menggarisbawahi ancaman yang berkembang menjelang hari libur nasional utama ketika ratusan juta orang biasanya bepergian. Lebih dari 28 juta orang telah diisolasi di provinsi Heilongjiang dan provinsi Hebei, di sekitar Beijing.

Sementara itu, indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan di papan bergaya Nasdaq China, terpuruk 1,31 persen menjadi mengakhiri perdagangan pada 3.130,30 poin.

Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah setelah jatuh sehari sebelumnya
Baca juga: Kemarin, pasar saham respons vaksinasi hingga kunjungan Menlu China
Baca juga: Saham China ditutup merosot, dipicu aksi ambil untung

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021