Ada sekitar 30 ekor gajah sumatera masuk ke perkebunan warga di Gampong Sri Mulia
Banda Aceh (ANTARA) - Kawanan gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) liar dilaporkan merusak lahan pertanian masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur.

"Ada sekitar 30 ekor gajah sumatera masuk ke perkebunan warga di Gampong Sri Mulia, Rabu (13/1) dan merusak lahan perhatian," kata Kapolsek Serbajadi AKP Justin Tarigan di Idi, Kamis.

AKP Justin Tarigan mengatakan kawanan gajah tersebut terbagi dua kelompok besar. Satu kelompok sudah mengarah ke kawasan hutan produksi setelah dihalau tim Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi dan Forum Konservasi Leuser.

Baca juga: BKSDA duga gajah mati di Bener Meriah karena keracunan pupuk

AKP Justin Tarigan mengatakan tanaman warga yang dirusak antara lain sawit, pisang dan kelapa. Selain itu, kawanan gajah liar juga merusak tiga gubuk masyarakat.

Kapolsek menyebutkan masyarakat mengaku resah dan khawatir keselamatan jiwa adanya gangguan satwa dilindungi tersebut. Namun saat ini beberapa pihak sedang melakukan upaya penggiringan kawanan gajah ke kawasan hutan.

Baca juga: BKSDA belum bisa pastikan penyebab kematian gajah di Bener Meriah

Baca juga: Seekor gajah liar ditemukan mati di Bener Meriah


"Saat ini mahoet atau pawang gajah bersama tim Forum Konservasi Leuser sedang mengobservasi lokasi gangguan untuk selanjutnya dilakukan penggiringan ke habitatnya," kata AKP Justin Tarigan.

Gajah sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatrra hanya ditemukan di Pulau Sumatra. Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi punah di alam liar.

Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut.

Baca juga: BKSDA Riau halau dua ekor gajah ke habitatnya

Baca juga: BBKSDA Sumut pasang perangkap harimau pemangsa ternak warga di Langkat

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021