Jakarta (ANTARA) - Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, pada Sabtu (16/1) telah merenggut setidaknya lima korban jiwa serta menyebabkan satu orang hilang dan memaksa 500 warga mengungsi menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Minggu, bencana yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi tersebut juga menyebabkan dua rumah rusak berat dan 10 rumah rusak sedang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan bahwa banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Kecamatan Tikala, Paal Dua, Malalayang, Sario, Bunaken, Tuminting, Mapanget, Singkil, dan Wenang di Kota Manado.

Banjir yang meliputi wilayah tersebut menimbulkan genangan dengan tinggi setengah hingga tiga meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado telah mengevakuasi warga yang terdampak banjir bersama petugas SAR, personel TNI dan Polri, warga, dan sukarelawan. 

BPBD Kota Manado juga telah menyalurkan bantuan makanan siap saji kepada warga yang mengungsi untuk menghindari dampak banjir.

Menurut pantauan BPBD Kota Manado, banjir sudah berangsur surut. Namun demikian, wilayah Kota Manado menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih menghadapi potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir.

BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan siaga menghadapi potensi bencana selama musim hujan hingga Februari 2021.

Baca juga:
BPBD Manado: Sembilan kecamatan terdampak banjir-longsor, enam meninggal
737 KK terdampak banjir dan tanah longsor di Manado

Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021