tim SAR lapangan mempersempit ruang pencarian dengan luas 30x30 meter yang dibagi empat kuadran.
Jakarta (ANTARA) - Hari kesembilan operasi pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta terkendala jarak pandang dan arus bawah laut yang  deras.

"Berdasarkan laporan rekan penyelam, pelaksanaan penyelaman cukup baik memang kendala utama visibility (jarak pandang)," kata Kolonel Laut (P) Teddie Bernars, selaku Wadan Satgas SAR TNI AL di KRI Rigeel-933, Minggu.



Kendala jarak pandang dapat diatasi dengan koordinasi yang baik tim pencarian di lapangan, adanya pembagian sektor maka kendala dapat ditekan.

Selain jarak pandang, arus air di bawah permukaan juga menjadi kendala tim penyelaman dalam upaya mencari korban dan serpihan pesawat termasuk memori 'cockpit voice recorder' (CVR).

"Arus air menjadi kendala penyelam karena arus yang di bawah permukaan air cukup kencang, menjadikan kendala bagi penyelam melaksanakan pencarian," kata Teddie.

Pada hari kesembilan pencarian ini, tim SAR lapangan mempersempit ruang pencarian dengan luas 30x30 meter yang dibagi empat kuadran.

Kuadran pertama dilaksanakan oleh Tim Basarmas beserta Polri. Kuadran kedua dilaksanakan penyelaman Tim Denjaka dan Taifib.

Lalu kuadran yang ketiga oleh Tim Kopaska dan kuadran keempat dari Tim Dislambair.

Teddie menyebutkan, hasil pencarian yang didapat oleh para tim hari ini berupa serpihan pesawat Sriwijaya.

Serpihan tersebut langsung dibawa oleh KRI Kurau untuk selanjutnya diserahkan ke Posko SAR Terpadu di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok.

Baca juga: Tim SAR pencarian SJ 182 evakuasi 26 kantong jenazah

"Juga ditemukan "body part" (bagian) korban yang ikut penerbangan," ujarnya.

Pada penemuan hari ini, lanjut Teddie, hal menonjol ditemukan properti milik penumpang seperti paspor, STNK, dan KTP.

Paspor yang ditemukan atas nama Geraceland Gloria Natalie, KTP atas nama Yamanzai dan STNK sepeda motor atas nama Ali Wardana.

Teddie menambahkan, dari hasil SAR yang dilaksanakan TNI AL di hari ke sembilan berhasil temukan 31 kantong berisi serpihan pesawat dan 14 kantong "body part" korban.

Selain itu, temuan lainnya, tim gabungan TNI AL menemukan kotak hitam (black box) yang teridentifikasi sebagai CVR dan menemukan 'casing' atau kotak CVR, sementara memori CVR masih dalam pencarian.

Baca juga: KN Trisula KPLP temukan pakaian diduga milik penumpang SJ 182

Sebelumnya, Badan SAR Nasional memperpanjang masa pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu hingga 18 Januari 2021.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Baca juga: 360 penyelam dikerahkan di hari kedelapan pencarian Sriwijaya Air

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pewarta: Laily Rahmawaty/Fauzi
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021