produk inovasi telur itik asin lebih aman
Solo (ANTARA) - Tim Fakultas Pertanian (FP)  Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui program penelitiannya menghadirkan telur asin rendah sodium untuk penderita hipertensi.

"Inovasi ini terletak pada proses pengasinan atau penggaraman telur yang mengganti garam sodium (NaCl) menjadi kalium klorida (KCl)," kata salah satu anggota tim peneliti Setyaningrum Ariviani dari Program Studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian (FP) UNS,di Solo, Selasa.

Ia mengatakan penelitian tersebut dilakukan untuk memberikan alternatif asupan makanan untuk penderita hipertensi, salah satunya pada telur asin.

Pada proses tersebut, pihaknya menambahkan ekstrak daun jati pada adonan pengasin, serta memperhatikan suhu dan waktu pengovenan. Selain itu, tim ini juga menawarkan alternatif penggunaan itik intensif yang potensial.

"Asupan natrium (Na) ataupun konsumsi garam sodium berlebih dapat memicu hipertensi dan berkorelasi positif terhadap risiko stroke.

Baca juga: 13 proposal penelitian COVID-19 UNS lolos pendanaan Kemenristek

Baca juga: Dosen UNS sabet ITSF lewat penelitian baterai litium


Hal ini diakibatkan ketidakseimbangan rasio sodium dan potassium. Di sisi lain, riset membuktikan bahwa konsumsi KCl mampu menurunkan tekanan darah sitosolik tikus hipertensi," katanya.

Sementara itu, pada proses produksi subtitusi KCl mengakibatkan penurunan kualitas sensoris, baik dari sisi warna, aroma, rasa, tekstur, maupun keseluruhan telur asin. Untuk mengatasinya ditambahkan ekstrak daun jati dalam adonan pengasin sebagai pengganti air.

"Pada riset ini kami juga menggunakan telur itik semi intensif yang umum digunakan untuk membuat telur asin, yakni telur dari itik yang dipelihara dengan sistem 'angon' atau gembala, di mana pakannya berasal dari pakan buatan dan pakan yang diperoleh saat angon," katanya.

Sementara itu, pada riset selanjutnya tim tersebut akan mencoba mengaplikasikan pada telur itik intensif yang merupakan hasil dari pemeliharaan sistem kandang yang secara keseluruhan mengonsumsi pakan buatan.

"Hasil penelitian ini memberikan alternatif pengembangan telur itik intensif untuk produksi telur asin rendah sodium. Sebagai produk inovasi telur itik asin lebih aman dan memiliki kualitas lebih baik," katanya.

Baca juga: Dosen UNS lakukan penelitian minimalisasi preeklampsia

Baca juga: Tabir surya karya mahasiswa UNS juarai kompetisi nasional

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021