Bencana tanah bergerak di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang terjadi sejak tahun 2019 hingga kini masih menyisakan 41 rumah yang belum direlokasi.
Lebak, Banten (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Provinsi Banten merelokasikan secara mandiri bagi warga korban tanah bergerak di Kampung Jampang, Desa Sidumanik Kecamatan Cimarga.

"Kami berharap relokasi mandiri itu bisa direalisasikan tahun 2021," kata Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Sabtu.

Pemerintah Kabupaten Lebak menjanjikan relokasi mandiri untuk penanganan bencana tanah bergerak, sebab tahap pertama sebanyak 76 kepala keluarga sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Sisanya, kata dia, warga masih menempati di lokasi bencana tanah bergerak dengan mendiami 41 rumah dengan puluhan jiwa.

Lebih parahnya, belum lama ini warga yang tinggal di lokasi bencana itu tercatat empat rumah roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.

Apalagi, saat ini curah hujan cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana alam.

"Beruntung, bencana alam itu tidak ada warga mengalami korban jiwa maupun luka-luka," katanya.

Menurut dia, bencana tanah bergerak di Kampung Jampang, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang terjadi sejak tahun 2019 hingga kini masih menyisakan 41 rumah yang belum direlokasi.

Untuk relokasi mandiri, kata dia, tentu masyarakat terlebih dahulu melakukan pendataan kisaran berapa dana yang diperlukan.

Sebab, relokasi itu mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam dan masyarakat harus membeli lahan dan membangun rumah.

Pemerintah daerah akan menyiapkan dana stimulan dari APBD setempat untuk relokasi mandiri tersebut.

"Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya dana stimulan bisa direalisasikan," kata Febby Rizky Pratama.

Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman.

Selama ini, masyarakat merasa ketakutan,terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa pada malam hari keluarga tidak tidur, karena khawatir rumahnya roboh.

"Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman," kata Madsuri, warga Jampang, Kabupaten Lebak.

Baca juga: BPBD Lebak catat 93 rumah rusak akibat pergerakan tanah

Baca juga: Korban tanah bergerak respons positif relokasi mandiri

Baca juga: BPBD Lebak melaporkan 15 rumah rusak berat akibat pergerakan tanah

Baca juga: Warga Lebak terdampak tanah bergerak mengungsi

 

Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021