Amsterdam (ANTARA) - Pemerintah Belanda akan memperpanjang masa pemberlakuan jam malam, yang dimaksudkan untuk memperlambat penyebaran virus corona, hingga 3 Maret, kata Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus pada Senin (8/2).

Jam malam, yang pertama kali diberlakukan kembali di Belanda sejak Perang Dunia Kedua, memicu kerusuhan selama beberapa hari dari pengunjuk rasa anti lockdown saat awal pemberlakuan pada 23 Januari.

"Tim ahli medis penasihat pemerintah telah memberi tahu kami bahwa ternyata keadaan menjadi lebih buruk daripada yang kami takuti dengan banyaknya orang terinfeksi, dirawat inap dan semacamnya," ujar Grapperhaus.

"Tim ahli medis juga memperingatkan kami dengan ketat tentang kenaikan kasus COVID-19 yang semakin tinggi pada varian Inggris yang jauh lebih menular, dan menyarankan kami segera untuk memberlakukan dan melanjutkan jam malam," kata Grapperhaus kepada wartawan saat dia mengumumkan keputusan tentang perpanjangan masa pemberlakuan jam malam setelah pertemuan Kabinet.

Kasus baru virus corona di Belanda telah menurun sejak akhir Desember dengan tindakan penguncian yang diberlakukan sejak Oktober, tetapi pemerintah mengatakan bahwa perkembangan itu akan berbalik karena pertumbuhan infeksi dari COVID-19 jenis baru.

Pemilihan umum nasional Belanda dijadwalkan pada 17 Maret.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ribuan orang di Amsterdam menentang penguncian COVID

Baca juga: Sekolah dasar di Belanda dibuka lagi mulai 8 Februari

Baca juga: Perawat jadi penerima vaksin COVID-19 pertama di Belanda


 

Batasi mobilitas masyarakat, pemerintah terapkan PPKM skala mikro

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021