Sebagian warga bersih-bersih rumahnya yang sudah surut
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah korban banjir di bantaran sungai kawasan Jakarta Timur meminta pemerintah untuk kembali melakukan normalisasi Kali Ciliwung yang saat ini telah mengalami pendangkalan akibat faktor sedimentasi.

"Kalau bisa keruk kalinya yang lebih dalam biar gak luber. Ini kali udah dangkal banget," kata salah satu korban banjir di Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Puspita (41), di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pintu Air Sunter Hulu masih siaga 2 dan Manggarai siaga 3

Banjir akibat luapan Kali Ciliwung di wilayah setempat berangsur surut pada Selasa pagi. Namun sebagian rumah penduduk di bantaran sungai masih terendam dengan ketinggian berkisar 20 sentimeter hingga 1 meter.

Sebagian warga yang rumahnya sudah tidak terendam banjir mulai membersihkan perabotan serta teras rumah mereka dari endapan lumpur.

Baca juga: Anies Baswedan pastikan DKI siaga dan antisipasi dampak musim hujan

"Pagi tadi surut. Sebagian warga bersih-bersih rumahnya yang sudah surut. Untuk yang dekat sungai, rumah masih banjir satu sampai dua meter. Mereka masih ngungsi. Saya juga bersih-bersih, pompa air ini inisiatif warga saat banjir untuk membilas rumah," kata warga setempat Abdurahman.

Secara terpisah Lurah Kampung Melayu, Setiyawan mengatakan pihaknya juga mendorong pemerintah pusat dan Provinsi DKI Jakarta segera menormalisasi Kali Ciliwung.

"Terakhir kali ada normalisasi di tahun 2015 hingga 2017. Memang perlu ada normalisasi lagi karena sudah dangkal," katanya.

Baca juga: Waspada, ketinggian air di Pintu Air Sunter Hulu siaga dua

Setiyawan mengatakan terdapat sekitar 817 warga di RW04, RW05, RW07 dan RW08 Kebon Pala yang terdampak banjir sejak Minggu (7/2).

"Saat ini banjir sudah berangsur surut," katanya.

Setiyawan berharap proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bisa segera diselesaikan agar air yang turun ke hilir bisa dikendalikan secara optimal.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021