Seoul (ANTARA) - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun pada Selasa meminta restoran dan pemilik bisnis lainnya di wilayah Seoul untuk mematuhi aturan jarak sosial guna mencegah penyebaran COVID-19 selama liburan Tahun Baru Imlek.

Negara itu telah mencoba menekan jumlah infeksi dengan memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang ketat, termasuk larangan makan di restoran dalam ruangan setelah jam 9 malam, meskipun telah melonggarkan aturan jam malam di lebih dari setengah juta restoran dan bisnis lain di luar Ibu Kota Seoul.

Pemilik bisnis dan wiraswasta di Seoul, Provinsi Gyeonggi, dan kota pelabuhan Incheon-- yang berpenduduk lebih dari 25 juta orang---telah mengkritik keras pemerintah karena perlakuan yang tidak adil dengan mendorong beberapa bisnis untuk membuka toko mereka sebagai protes.

"Saya memahami rasa frustrasi itu, tetapi kami telah membuat keputusan setelah mempertimbangkan penerimaan sosial secara menyeluruh dan pendapat yang berbeda," kata Chung dalam pertemuan pemerintah.

Liburan Tahun Baru Imlek dimulai pada 11 Februari, dan puluhan juta warga Korea biasanya melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk pertemuan keluarga.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 303 kasus baru virus corona pada Senin (8/2), menjadikan total infeksi menjadi 81.487 kasus, dengan 1.482 kematian.

KDCA mengadakan uji coba vaksinasi COVID-19 di National Medical Center di Seoul pada Selasa, saat negara itu bersiap untuk memulai inokulasi akhir bulan ini.
Baca juga: Kasus harian COVID-19 Korsel menurun jelang Tahun Baru Imlek
Baca juga: Korea Selatan longgarkan jam malam kegiatan usaha di luar Seoul


Sumber: Reuters

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021