Pers dapat menjadi instrumen memeratakan informasi di tengah banyaknya hoax mengenai perekonomian yang sedang tidak stabil
Jakarta (ANTARA) - Peneliti lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa pers memiliki peran untuk menekan praktik monopoli bisnis yang membuat persaingan usaha menjadi tidak sehat.

"Di tengah upaya memulihkan ekonomi, pers dapat menekan praktik monopoli bisnis," ujar peneliti Indef Rusli Abdullah di Jakarta, Selasa, sehubungan dengan peringatan Hari Pers Nasional hari ini.

Menurut Rusli, praktik monopoli bisnis dapat membentuk pasar menjadi oligopoli atau kondisi pasar yang hanya dikuasai oleh beberapa pelaku usaha saja yang akhirnya dapat menahan pelaku usaha lain berkembang.

"Kondisi itu tentunya akan menghambat pemulihan ekonomi," ucapnya.

Di samping itu, Rusli juga mengatakan pers dapat berperan sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat untuk menginformasikan berbagai program pemulihan ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah.

"Pers dapat menjadi instrumen memeratakan informasi di tengah banyaknya hoax mengenai perekonomian yang sedang tidak stabil. Dengan begitu pers turut membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi," ujarnya.

Kendati demikian, Rusli mengingatkan insan pers juga harus menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik. Pers wajib melakukan verifikasi dan check and recheck terhadap setiap berita yang disajikan dengan narasumber yang kompeten.

"Era digital memungkinkan berita hoax menyebar dengan cepat. Masyarakat pun sulit membedakan berita bohong dan yang didukung fakta, di sinilah pers berperan," katanya.

Baca juga: Indef: Perekonomian nasional membaik namun belum optimal
Baca juga: Indef minta pemerintah memperbaiki data sasaran PEN
Baca juga: Ekonom Indef ingatkan LPI biayai proyek "multiplier effect"

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021