Kalau kita melihat trennya ternyata baik ORI17 atau ORI18 itu milenial maupun generasi Z. Milenial itu ambil posisi paling besar di masing-masing penerbitan ORI17 dan ORI18.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Novi Puspita Wardani menyatakan generasi muda Indonesia sangat bersemangat membangun negeri lewat investasi terutama obligasi negara.

“Kalau kita melihat trennya ternyata baik ORI17 atau ORI18 itu milenial maupun generasi Z. Milenial itu ambil posisi paling besar di masing-masing penerbitan ORI17 dan ORI18,” katanya dalam acara Obrolan Investasi Untuk Negeri di Jakarta, Rabu.

Novi menyebutkan pada penerbitan ORI17 ternyata terdapat 42 ribu investor atau sekitar 56 persen dari total investor adalah investor baru dengan mayoritas merupakan generasi milenial.

“Bahkan generasi Z yang merupakan post milenial atau artinya mereka yang lahir sesudah tahun 2000 itu juga meningkat,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkeu: Ajarkan investasi kepada anak sejak dini

Ia menuturkan partisipasi generasi milenial dan generasi Z sejak penerbitan ORI16 hingga ORI18 terus mengalami peningkatan yaitu memiliki porsi kurang dari 1 persen pada ORI16, 1 persen pada ORI17, dan naik menjadi 3 persen pada ORI18.

“Kita lihat trennya yang investasi Rp1 juta ini juga banyak jadi yang ORI17 dan ORI18 yang beli Rp1 juta hampir sekitar 800 investor. Mereka yang baru belajar,” katanya.

Menurut Novi, hal itu terjadi karena pandemi COVID-19 menyebabkan generasi muda tidak banyak beraktivitas di luar rumah atau mengeluarkan uang sehingga digunakan untuk investasi.

Baca juga: Kemenkeu: Investor milenial jadi modal kurangi pembiayaan luar negeri

Ia menyebutkan bahwa karakter generasi milenial yang kritis dan kontributif juga menjadi faktor pendorong mereka untuk berkontribusi dalam membangun negeri di tengah krisis.

Novi menjelaskan generasi muda akan menggunakan internet untuk mencari tahu langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk membantu pemerintah yakni salah satunya dengan berinvestasi di obligasi negara.

Novi melanjutkan, generasi muda sangat antusias untuk berinvestasi di obligasi negara karena mereka tahu bahwa langkah tersebut untuk membiayai APBN, mengatasi pandemi dan memulihkan ekonomi nasional.

“Mereka ingin melihat apa dampaknya, ada tidak yang saya lakukan ini berdampak. Makanya sekarang kalau kita lihat biasanya investor milenial suka milih-milih apakah ini berdampak bagus untuk perekonomian,” jelasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021