Palu (ANTARA) -
Sebanyak 108 kepala keluarga korban gempa, tsunami dan likuefaksi Kota Palu, Sulawesi Tengah mulai menempati hunian tetap (huntap) yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga.
 
"Penghunian tahap pertama akan diisi 108 warga terdampak bencana, dan diupayakan pekan ini 108 huntap sudah ditempati," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono usai penyerahan kunci huntap, di Palu, Senin.
 
Dia menjelaskan, di lokasi relokasi kawasan Kelurahan Duyu, Kementerian PUPR membangun hunian sebanyak 230 unit di atas lahan seluas 36 hektare, dan saat ini sebagian kegiatan konstruksi tinggal proses finishing.
Lalu, hunian tersebut juga telah dilengkapi sarana dan prasarana penunjang diataranya air bersih yang bersumber dari sumur tanah dengan besaran debit 10 liter perdetik menggunakan bak penampung, kemudian instalasi pembuangan air limbah (Ipal), ruang terbuka hijau, jalan utama dan jalan lingkungan, termasuk tempat pembuangan sampah terpadu serta penerangan jalan dan meteran listrik dengan daya 1.300 Watt.
 
"Penghunian tahap selanjutnya sebanyak 122 unit nanti ditarget terisi semua hingga akhir Februari ini," ujar Suko.
 
Upaya percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi, katanya, menindaklanjuti aspirasi masyarakat terdampak bencana yang pada prinsipnya menginginkan segera menempati hunian tersebut sebagai tempat tinggal permanen mereka.

Baca juga: IAIN Palu salurkan bantuan kebutuhan pangan penyintas gempa Sulbar
Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Sulawesi Tengah Ferdi Kana Lo mengemukakan, ke depan huntap Duyu akan menggunakan sumber air baku yang diintegrasikan dengan Saluran Penyediaan Air Minum (SPAM) new Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) regional Sulteng untuk memenuhi kebutuhan dasar air bersih.
 
"230 huntap terbangun di Kelurahan Duyu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, jika ke depan masih ada yang ingin direlokasi ke kawasan ini, Kementerian PUPR mengupayakan pengembangan kawasan," ucap Ferdi.
 
Bahkan, katanya, pemerintah memberikan keleluasaan kepada warga penghuni huntap tersebut untuk mengembangkan hunian.
 
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan kepada warga penghuni huntap tersebut kiranya berkoordinasi dengan PUPR untuk membantu desain pengembangan bangunan, supaya kawasan itu tidak terkesan kumuh.
 
"Pengembangan hunian oleh warga akan didampingi tim fasilitator, sehingga kawasan ini betul-betul tertata dengan baik," demikian Ferdi.

Baca juga: Imigrasi Palu beri sembako untuk korban gempa Sulbar
Baca juga: Pemkot Palu bantu logistik untuk korban bencana di Sulbar

Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021