Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Sebanyak 136.957 penyintas bencana gempa bumi Sulawesi Barat (Sulbar) menerima manfaat dari Palang Merah Indonesia (PMI) dalam kurun waktu satu bulan sejak bencana yang terjadi di Kabupaten Majene dan Mamuju.

"Sebanyak 136.957 penyintas yang tercatat sebagai penerima manfaat tersebut berasal dari Kabupaten Majene dan Mamuju dengan rincian Kabupaten Mamuju sebanyak 79.284 jiwa dan Kabupaten Majene 57.673 jiwa," kata Kepala Sub Divisi Pengembangan Kapasitas PMI Pusat Achmad Djaelani di Mamuju, Senin, (15/2).

Menurutnya, jumlah penerima manfaat tersebut mendapatkan berbagai jenis bantuan seperti bantuan dalam bentuk perlengkapan rumah tangga, sembako, perlengkapan bayi, kelambu, selimut, tandon, terpaulin dan masker totalnya sebanyak 38.792 jiwa.

Baca juga: Anak di pengungsian terpadu PMI Mamuju jalani pemeriksaan COVID-19

Kemudian untuk penyintas yang mendapatkan layanan kesehatan sebanyak 1.461 jiwa, penerima bantuan air bersih 89.128 jiwa, shelter 643 kepala keluarga, psikososial sebanyak 2.127 jiwa dan pemulihan hubungan keluarga sebanyak 271 jiwa.

Lanjut dia, hingga saat ini PMI telah menyalurkan sebanyak 1.156 paket family kit, 1.032 lembar selimut, hygiene kit 945 paket, terpal 997 lembar, baby kit 248 paket, kelambu 112 lembar, tikar 944 lembar, tandon 109 buah dan sembako 3.408 paket. Selanjutnya untuk air bersih lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini telah mendistribusikan air sebanyak 1.528.195 liter.

"Data penerima bantuan dan pelayanan yang kami berikan kepada para penyintas bencana gempa di Kabupaten Mamuju dan Mejene setiap harinya akan terus bertambah, karena PMI akan terus melakukan operasi hingga Mei 2021 mendatang," tambahnya.

Djaelani mengakui dalam memberikan bantuan dan pelayanan masih ada beberapa kendala seperti tidak patuhnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, hingga lokasi pengungsian yang terisolasi, bahkan bantuan terpaksa harus dikirim melalui udara yakni menggunakan helikopter.

Baca juga: PMI - Polsek Jatiuwung sosialisasi donor plasma konvalesen

Selain itu, untuk memenuhi keterbatasan personel dalam melanjutkan operasi kemanusiaan ini pihaknya pun merekrut tenaga sukarela (TSR) lokal yang berasal dari dua wilayah terdampak bencana itu dan juga menambah personel dari markas PMI terdekat seperti dari Provinsi Sulsel dan Sulawesi Tengah.

Sementara, Kepala Markas PMI Provinsi Sulbar Lukman mengatakan personel PMI yang bertugas tidak hanya sebatas mendistribusikan bantuan dan memberikan pelayanan saja, tetapi turut mengedukasi penyintas gempa yang tinggal di tenda pengungsian untuk sadar dan patuh dalam menerapkan protokol kesehatan.

Memang harus diakui sebagian besar dari para pengungsi belum terbiasa menerapkan protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19, apalagi pengungsian merupakan lokasi paling rawan terjadi penyebaran virus mematikan itu.

"Kami akan terus berupaya dan mencari solusi agar masyarakat sadar bahwa keberadaan COVID-19 bisa menjadi bencana baru di pengungsian, sehingga harus dicegah minimalnya melaksanakan protokol kesehatan mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun yang benar dan tetap menjaga jarak," katanya. 

Baca juga: Masa operasi PMI bantu korban gempa Sulbar berlanjut hingga Mei 2021

 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021