Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan M Zaini Hanafi mengatakan bahwa PT Aero Citra Kargo (ACK) menjadi satu-satunya perusahaan kargo untuk mengekspor benih lobster.

"Betul PT ACK menjadi satu-satunya perusahaan kargo, saya tahunya juga saat rapat kerja dengan DPR pada Oktober 2020, dari situ saya tahu ada masalah penunjukan PT ACK sebagai satu-satunya perusahaan untuk kargo benih lobster," kata Zaini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.

Zaini menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri dari 103 ribu dolar AS (sekitar Rp1,44 miliar) dan Rp706.055.440 kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

"Tidak ada kebiasaan untuk ekspor selain lobster harus menggunakan satu perusahaan kargo," ungkap Zaini.

Baca juga: KPK dalami pengajuan izin ekspor benih lobster oleh PT ACK

Zaini yang menjabat sebagai Plt Dirjen sejak 19 Agustus 2020 mengatakan karena ia masih berstatus plt, maka ia tidak ikut dalam rapat-rapat tim "due dilligence" yang dibentuk mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.

"Saya masih plt dan saya tidak terlibat di situ, yang memberikan izin ekspor lobster untuk PT DPPP juga dirjen sebelumnya yaitu Pak Sulfikar Mukhtar, bukan saya, katanya..

Dalam surat dakwaan disebutkan Edhy Prabowo membeli bendera perusahaan PT Aero Citra Kargo (ACK) milik Siswadhi Pranoto Loe melalui Amiril Mukminin selaku Sekretaris Pribadi Edhy Prabowo.

Amiril Mukminin lalu mengubah akta perusahaan dengan memasukkan nama Nursan dan Amir yang merupakan teman dekat dan representasi Edhy Prabowo dalam struktur PT ACK.

PT ACK lalu bekerja sama dengan PT Perishable Logistics Indonesia (PLI) dengan pembagian kerja PT PLI yang mengurus seluruh kegiatan ekspor BBL sedangkan PT ACK hanya sebagai perusahaan yang melakukan koordinasi dengan perusahaan pengekspor BBL (bening benih lobster) dan menerima keuntungannya saja.

Baca juga: Adik Prabowo Subianto bantah PT BSM ikut ekspor benih lobster

Biaya keseluruhan untuk ekspor BBL adalah sebesar Rp1.800 per ekor BBL. Pada September - November 2020, PT. DPPP telah melakukan ekspor BBL ke Vietnam sekitar 642.684 ekor BBL menggunakan jasa kargo PT. ACK dengan biaya pengiriman seluruhnya Rp940.404.888.

Setelah dipotong pajak dan biaya materai kemudian diberikan kepada PT. PLI sejumlah Rp224.933.400 sehingga uang yang diterima oleh PT. ACK adalah sejumlah Rp706.055.440.

Bagian Finance PT ACK bernama Nini pada periode Juli-November 2020 setiap sekali sebulan membagikan uang yang diterima dari PT DPPP dan perusahaan-perusahaan eksportir BBM lain kepada pemilik saham PT ACK seolah-olah sebagai deviden yaitu kepada Achmad Bachtian senilai Rp12,312 miliar; kepada Amri senilai Rp12,312 miliar dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5,047 miliar.

Achmad Bachtiar adalah juga representasi Edhy Prabowo melalui Amiril Mukminin sedangkan Yudi Surya Atmaja aalah representasi Siswadi Pranoto Loe.

Uang dari biaya operasional itu lalu dikelola Amiril Mukminin atas sepengetahuan Edhy Prabowo dan dipergunakan untuk membeli sejumlah barang atas permintaan Edhy Prabowo.

Baca juga: KPK panggil lima saksi kasus suap izin ekspor benih lobster

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021