Yogyakarta (ANTARA) - Kelurahan Purwokinanthi Yogyakarta menggulirkan program Yu Kinanthi sebagai salah satu upaya meningkatkan kepedulian dan solidaritas warga di kelurahan tersebut dalam menghadapi masa pandemi COVID-19.

"Dalam program ini, kami menyediakan nasi termasuk lauk gratis yang bisa diambil oleh warga yang membutuhkan. Siapapun boleh mengambilnya, tidak hanya warga kelurahan ini," kata Lurah Purwokinanti Sugiharti di Yogyakarta, Rabu.

Kelurahan Purwokinanti menyediakan satu unit lemari kaca yang ditempatkan di lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Juminahan sehingga bisa diakses mudah oleh warga, baik warga yang akan menyumbang makanan maupun warga yang akan mengambil bantuan nasi gratis tersebut.

Hanya saja, lanjut Sugiharti, setiap warga hanya diperbolehkan mengambil satu bungkus nasi sehingga bantuan tersebut dapat dinikmati oleh lebih banyak orang.

Baca juga: Balai Kota Yogyakarta percontohan protokol kesehatan perkantoran

Baca juga: Wali Kota: Warga Yogyakarta jangan bosan pakai masker


"Melalui program ini, kami ingin mengajak dan mengedukasi masyarakat bahwa sekecil apapun bantuan yang diberikan untuk menghadapi masa sulit pasti akan berdampak besar bagi yang menerimanya," katanya.

Sedangkan pemilihan nama program Yu Kinanthi, kata dia, memiliki maksud bahwa program tersebut berasal dari Kelurahan Purwokinanti dan kata "Yu" identik dengan kaum ibu yang biasanya memasak dan menyediakan hidangan.

"Harapannya, program ini mendapat dukungan tidak hanya dari warga tetapi juga pelaku usaha di kelurahan ini. Tidak ada target, semakin banyak semakin yang menyumbang akan semakin baik dan tentu program ini akan dijaga supaya bisa konsisten," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang meluncurkan program Yu Kinanthi mengatakan gerakan kebersamaan masyarakat untuk menghadapi pandemi COVID-19 sangat penting untuk terus digiatkan.

"Selama pandemi ini, sudah muncul banyak gerakan kepedulian dari warga. Tidak hanya membagikan makanan tetapi juga gerakan untuk mendukung pembelajaran daring hingga gerakan dapur balita untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap berjalan dengan baik," katanya.

Seluruh kegiatan tersebut, kata dia, muncul dari kepedulian warga dan menjadi kekuatan Kota Yogyakarta dalam menghadapi masa pandemi yang sudah berlangsung hampir satu tahun.

Menurut Heroe, kekuatan yang bersumber dari kepedulian dan kebersamaan masyarakat Kota Yogyakarta tersebut juga menjadi resep yang sangat manjur usai gempa bumi besar pada 2006.

"Banyak yang meragukan Yogyakarta bisa segera bangkit, namun ternyata Yogyakarta justru bisa bangkit dengan cepat karena ada kebersamaan dari seluruh masyarakat yang menumbuhkan optimisme," katanya.

Oleh karenanya, Heroe berharap gerakan seperti ini harus tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat. "Kepedulian yang ditunjukkan tersebut dapat sedikit meringankan beban masyarakat," katanya.*

Baca juga: 73 persen koperasi di Kota Yogyakarta terdampak pandemi COVID-19

Baca juga: Kabupaten/kota di DIY belum usulkan PSBB

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021