Seoul (ANTARA) - Saham Korea Selatan (Korsel) berakhir dengan catatan suram pada Kamis karena kekhawatiran tentang lonjakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS muncul kembali.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 39,50 poin atau 1,28 persen menjadi menetap di 3.043,49. Volume perdagangan mencapai 1,26 miliar saham senilai 16,8 triliun won (14,9 miliar dolar AS).

KOSPI mengawali pasar dengan 0,20 persen lebih rendah dan melanjutkan penurunan sebelumnya karena investor asing dan investor institusional menjual saham masing-masing senilai 929,4 miliar won (825,8 juta dolar AS) dan 1,28 triliun won (1,1 miliar dolar AS).

Baca juga: Saham Korsel dibuka melemah, indeks KOSPI tergerus 0,20 persen

Aksi jual terjadi karena saham AS melemah semalam menyusul kenaikan pesat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Dow Jones Industrial Average turun 0,39 persen, dan S&P 500 turun 1,31 persen. Indeks Komposit Nasdaq menukik 2,70 persen.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun mendekati 1,5 persen semalam, dari 1,41 persen di sesi sebelumnya.

Kemerosotan KOSPI terbatas karena investor ritel membeli saham senilai 2,2 triliun won (2 miliar dolar AS).

Baca juga: IHSG Kamis dibuka melemah 21,38 poin

Di antara saham berkapitalisasi besar, penurunan melebihi jumlah yang menguat. Penentu arah pasar Samsung Electronics menyusut 1,9 persen, dan raksasa chip memori SK hynix merosot 3,4 persen. Perusahaan kimia terkemuka LG Chem kehilangan 0,6 persen, tetapi raksasa biofarmasi Celltrion naik 1,2 persen.

Indeks KOSDAQ atas saham berkapitalisasi kecil kehilangan 4,60 poin, atau 0,49 persen, menjadi ditutup pada 926,20.

Mata uang lokal berakhir pada 1.125,1 won terhadap dolar AS, turun 4,8 won dari penutupan sebelumnya. Mata uang Korea Selatan terdepresiasi karena investor melepas aset berisiko.

Baca juga: Saham Australia ditutup jatuh, Indeks ASX 200 merosot 0,84 persen

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021