Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa teknologi dan inovasi menjadi arus utama dalam pembangunan ekonomi nasional.

"Ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi bukan lagi suatu sektor, tapi sudah harus menjadi landasan dari pembangunan nasional. Dengan kata lain saya juga ingin menegaskan bahwa sudah saatnya ilmu pengetahuan dan inovasi itu menjadi arus utama dalam pembangunan ekonomi nasional," ujar Bambang dalam webinar bertema "Meningkatkan Ekosistem Pengetahuan & Inovasi untuk Indonesia yang Lebih Baik" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, tanpa memasukkan inovasi sebagai arus utama dalam pembangunan, maka Indonesia akan sulit lolos dari middle income trap.

"Kalau saya boleh katakan secara jujur, kita tidak bisa bermimpi untuk bisa lolos dari middle income trap, mengingat perjalanan selama ini kita lebih fokus kepada ekonomi yang berbasis sumber daya alam," ujar Bambang dalam webinar yang diselenggarakan oleh Knowledge Sector Initiative (KSI) dan Kompas itu.

Ia menambahkan, dengan menjadikan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi sebagai arus utama, maka dengan sendirinya Indonesia bisa menciptakan ekonomi berbasis inovasi yang inklusif.

Ia menyebutkan, salah satu negara yang menerapkan inovasi, khususnya teknologi, adalah China. China telah menjadi salah satu negara dengan PDB (produk domestik bruto) terbesar di dunia dan posisinya hampir menjadi negara berpendapatan tinggi.

Di sisi lain, lanjut dia, China juga berhasil mengurangi tingkat kemiskinan secara drastis, sekaligus menjaga pemerataan pendapatan antarpenduduk.

"Inilah barangkali harus kita jadikan pelajaran di mana ekonomi berbasis inovasi tidak hanya berorientasi pertumbuhan, tapi juga berotasi pada pengentasan kemiskinan dan menjaga atau memperbaiki pemerataan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga mengatakan, salah satu hal yang penting adalah memastikan adanya regulasi yang mendukung dan tidak ada regulasi yang menghalangi inovasi.

Ia juga menggarisbawahi bahwa setiap unsur dalam ekosistem pengetahuan dan inovasi harus terus berkembang, sehingga masing-masing aktor dapat berkontribusi secara optimal.

Dalam kesempatan sama, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pihaknya siap mendukung penerapan Cetak Biru Ekosistem Pengetahuan dan Inovasi.

Ia mengatakan pendekatan ekosistem pengetahuan dan inovasi akan diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2026-2045.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021