Islamabad (ANTARA) - Sebuah perusahaan swasta di Pakistan akan mulai menerima kiriman vaksin COVID-19 CanSino Biologics dari China minggu ini untuk penjualan komersial, kata seorang pejabat di mitra lokal perusahaan itu kepada Reuters, Senin.

Pakistan, salah satu negara pertama di dunia yang mengizinkan impor swasta vaksin COVID-19, telah menerima sejumlah vaksin Sputnik Rusia.

"Kami memperkirakan 10.000 dosis pertama akan datang pada 25 Maret, dan 100.000 dosis lainnya bulan depan dan 200.000 dosis pada bulan berikutnya," kata Hassan Abbas, seorang pejabat AJ Pharma, mitra lokal CanSino, yang akan mengimpor vaksin ke Pakistan.

"Masalah harga telah diselesaikan dengan pemerintah dan sekarang kami menunggu pemberitahuan," ujar Abbas, menambahkan.

Nama komersial vaksin itu adalah "Convidecia", kata Abbas.

Ia menambahkan bahwa lima rumah sakit yang menjalankan uji klinis akan memberikan dosisnya untuk dijual.

Pakistan sedang dalam proses memvaksin para petugas kesehatan garis depan dan warga berusia di atas 60 tahun secara gratis dengan menggunakan dosis Sinopharm yang disumbangkan oleh China.

Penyuntikan vaksin yang dijual belum dimulai karena pemerintah masih menyelesaikan masalah harga, setelah membatalkan keputusannya untuk mengizinkan harga yang tidak dibatasi.

Pemerintah telah menyetujui mekanisme untuk menetapkan harga pasar terbuka untuk vaksin, menurut ringkasan kementerian kesehatan yang dilihat oleh Reuters.

Ringkasan tersebut mengusulkan harga 8.449 rupee (sekitar Rp780 ribu) per bungkus berisi dua suntikan vaksin Rusia dan 4.225 (sekitar Rp390 ribu) per suntikan untuk Convidecia China.

Harga telah dibatasi berdasarkan mekanisme yang disetujui, katanya.


Sumber: Reuters

Baca juga: Dua hari usai divaksin, PM Pakistan dinyatakan positif COVID-19

Baca juga: Pakistan luncurkan vaksinasi COVID-19 untuk umum, dimulai untuk lansia

Baca juga: Pakistan setujui vaksin Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat


 

Presiden ungkapkan tokoh Islam Jatim dukung vaksin AstraZeneca

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021