warga miskin menjadi semakin miskin, dan sangat miskin
Kulon Progo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat angka kemiskinan absolut di wilayah ini mencapai 78.060 jiwa, sehingga menghambat pemulihan ekonomi pada masa pandemi COVID-19.

"Dari persentase kemiskinannya yakni 18,01 persen. Kalau dari dari 2014 sampai 2019, angka kemiskinan di Kulon Progo mengalami penurunan signifikan, namun dengan adanya pandemi COVID-19 mengalami kenaikan yang tinggi," kata Kepala Badan Pusat Statistik Kulon Progo Sumarwiyanto di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan indikator kemiskinan adalah persentase penduduk miskin dari total penduduk, indeks kedalaman kemiskinan (P1) yakni rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

P1 di Kulon Progo sangat tinggi dari 2,72 naik menjadi 3,32. Semakin tinggi indek kedalaman kemiskinan rata-rata pengeluaran penduduk miskin ini jauh dari garis kemiskinan, sehingga sulit dientaskan. Kemudian indeks keparahan juga naik dari 0, 61 ke 0,86, sehingga kesenjangan penduduk miskin sangat tinggi.

"Di Kulon Progo ini terjadi fenomena dari warga miskin menjadi semakin miskin, dan sangat miskin menjadikan P1 dan P2 sangat tinggi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama," katanya.

Baca juga: Kulon Progo gagal capai target angka kemiskinan 13,75 persen
Baca juga: Kulon Progo percepat pengentasan kemiskinan


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Triyono mengatakan dengan melihat kondisi P1 dan P2 sangat tinggi akan sulit mencapai target RPJMD 2017-2022 dengan angka kemiskinan 11 persen.

"Apa ada ada keringanan untuk capaian RJPMD dengan melihat kondisi pandemi COVID-19 ini. Kalau dengan kondisi tersebut, kami pesimistis akan mencapai target RPJMD yang akan berakhir pada 2022," katanya.

Baca juga: Angka kemiskinan di Kulon Progo naik 0,62 persen akibat COVID-19
Baca juga: Sultan ingin bangkitkan perekonomian Yogyakarta selatan sesuai tantangan IORA

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021