Jakarta (ANTARA) - Perkembangan zaman ke era digital telah memengaruhi banyak aspek, termasuk pada bidang seni yang kini bisa dinikmati melalui platform digital.
 
Jika dahulu seni menggambar atau melukis terbatas menggunakan media konvensional seperti kertas, kanvas dengan peralatan kuas, cat air, dan cat minyak. Kini seni lukis telah berkembang ke era digital yang dikenal dengan istilah digital art menggunakan multi-media platform dan berbagai software.

Di beberapa tahun terakhir dunia seni bahkan telah berevolusi menjadi sebuah peluang usaha lintas negara dengan memanfaatkan teknologi blockchain yang dikenal dengan sebutan Crypto Art.

Peluang bisnis baru

E. Putra dari komunitas Crypto Art dalam tulisannya, Jumat menjelaskan bahwa Crypto Art merupakan karya seni yang dapat diakses dalam bentuk digital, dicatat dalam ekosistem blockchain, terdistribusi selamanya, dan dapat dibeli secara bebas menggunakan token unik.

Crypto Art dapat diverifikasi dengan menggunakan NFT atau Non-fungible Token, suatu token khusus yang mewakili satu identitas yang tidak dapat direplikasi dan terhubung dengan satu karya Crypto Art. Token tersebut dapat diletakkan dalam berbagai format karya digital seperti JPEG, GIF, MP4 maupun musik.

Token tersebutlah yang akan “membuktikan” kepemilikan atas file asli yang tersimpan dalam blockchain yang dapat diakses dari komputer manapun di dunia.

Baca juga: Yosi: kreativitas seni sulit berkembang karena pikiran porno

Baca juga: Dewan Kesenian Jatim Kembangkan "Database" Seni-Budaya Digital


Dalam dunia crypto, suatu blockchain berlaku sebagai pakar seni yang akan melakukan verifikasi keaslian suatu karya. Crypto Art sendiri hidup dalam ekosistem blockchain yang bernama Ethereum.

"Dengan demikian, Crypto Art dapat dikatakan sebagai wadah dimana setiap orang dapat memiliki akses dan mewujudkan karya seninya secara bebas dengan pendekatan demokratis, dengan sedikit pembatasan namun tetap menjunjung etika dalam berkarya," demikian tulis E. Putra.

Kemunculan Crypto Art, memudahkan kolektor dan seniman untuk bertemu lintas negara. Sama seperti penggunaan blockchain pada umumnya, setiap pembelian karya seni pada Crypto Art, dapat menggunakan mata uang crypto atau yang dikenal dengan token seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin dan lainnya selama token tersebut terbaca oleh NFT.

Seniman tetap memegang hak cipta dan mendapatkan keuntungan dari karya seninya sendiri berupa koin dari setiap transaksi yang berlangsung. Hal itu dinilai sangat cepat dan efisien dalam melakukan bisnis

Di luar negeri sudah banyak seniman yang sukses memanfaatkan teknologi itu, setidaknya ada sembilan seniman yang dinilai sukses dengan karya Crypto Art mereka di sepanjang tahun 2020 lalu, di antaranya Beeple, Blake Kathryn, serta Giant Swan.

Crypto Art di Indonesia

Berangkat dari isu yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial terkait tuduhan menjiplak karya seni seniman lain yang kemudian diperjual-belikan lewat berbagai platform, ternyata teknologi Crypto Art di Indonesia juga sedang "booming" dan mulai dipopulerkan dalam triwulan terakhir.

Berdasarkan dari penelusuran di berbagai platform dan NFT Space, tersebut nama Twisted Vacancy - nama persona yang dibangun seniman Indonesia untuk berkarya dengan mengandalkan teknologi blockchain; dinilai sudah aktif dalam membangun sistem sekaligus memperkenalkan Crypto Art di Indonesia jauh sebelum industri tersebut booming seperti sekarang.

Twisted Vacancy melihat bahwa Crypto Art mempunyai peluang yang bagus untuk berkembang di Indonesia, bahkan bisa membangun bisnis model baru ke depannya.

Apalagi Indonesia sendiri memiliki banyak seniman potensial dengan karya dan karakteristik beragam, sehingga punya peluang yang sangat besar untuk berkembang dan dikenal hingga ke mancanegara.

Sama seperti kemunculan blockchain pertama kali di Indonesia yang perlu dipelajari mekanisme kerja dan keamanannya, kemunculan Crypto Art di Indonesia juga tentu membutuhkan waktu untuk dipahami. Termasuk pengkategorian Crypto Art sebagai karya seni kontemporer modern.

"Agar lebih mengerti, baiknya jika melakukan penelusuran dan riset langsung ke salah satu platform Crypto Art seperti SuperRare, Nifty Gateaway, KnownOrigin, rajin memperhatikan diskusi yang ada, dan mengikuti beberapa artis Crypto yang sudah lebih dulu populer untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik," kata dia.

"Jika di negara lain platform ini sudah dikenal memberikan manfaat bagi banyak seniman, harapan kedepannya platform ini juga dapat memberikan manfaat yang sama baiknya bagi seniman di Indonesia bahkan bisa menghasilkan uang dari hasil karyanya," tutup E.Putra.

Baca juga: Seniman wanita Asia Tenggara tuangkan kehidupan digital lewat seni

Baca juga: Pusat seni digital terbesar dunia dibuka di Prancis

Baca juga: Ajak milenial nonton wayang, "Sang Sukrasana" padukan seni digital

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021