aksi nyata demi menjaga hubungan manusia dan alam
Jakarta (ANTARA) - Pakar pendidikan sekaligus anggota badan pengurus Yayasan WWF Indonesia Najelaa Shihab menegaskan gerakan Earth Hour tidak hanya penting bagi lingkungan hidup tapi juga bagi pembentukan karakter pemuda Indonesia.

"Gerakan Earth Hour ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak muda, yaitu menjadi Pelajar Pancasila, salah satunya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Berakhlak kepada alam adalah salah satu wujudnya," ujar Najelaa dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat.

Tidak hanya itu, pendiri Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan itu menegaskan gerakan mematikan lampu selama sejam itu yang akan dilakukan secara virtual pada tahun ini merupakan bentuk kreativitas yang terjadi akibat pandemi.

"Situasi pandemi ini mengajarkan kita untuk tetap kreatif, melakukan kegiatan secara virtual dan kolaboratif, melalui program blended learning menggabungkan kegiatan virtual dengan aksi di lapangan sesuai dengan protokol kesehatan," tambahnya.

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang digawangi oleh WWF pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim.

Baca juga: Earth Hour 2021 dilakukan online dan diikuti 32 daerah di Indonesia
Baca juga: KLHK siapkan tiga skenario mitigasi jangka panjang perubahan iklim


Untuk 2021, kegiatan itu akan dilakukan secara online dan melibatkan 32 kabupaten/kota di Indonesia dengan pusat kegiatan akan dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan itu akan dilakukan pada Sabtu, 27 Maret 2021 pada pukul 20.30-21.30 pada waktu setempat.

Khusus Jawa Barat, sedikitnya enam kota yaitu Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Cimahi dan Depok akan mematikan lampu ikon kota sebagai simbol kepedulian pada masalah lingkungan dan perubahan iklim. Selain memiliki banyak kebijakan terkait pembangunan berkelanjutan.

CEO Yayasan WWF Indonesia Dicky Simorangkir menegaskan bahwa tahun ini adalah momen penting ketika dunia mencoba pulih dari dampak pandemi COVID-19. Dia mendorong agar semua pihak kembali menempatkan alam sebagai solusi utama pemulihan kehidupan di dunia.

"Earth Hour menjadi momen persatuan bagi individu, pemimpin dan pecinta lingkungan, untuk bersama-sama menyerukan tindakan dan aksi nyata demi menjaga hubungan manusia dan alam, serta mengamankan kehidupan di dunia," tegasnya.

Baca juga: Komunitas Earth Hour ajak warga Makassar hemat energi listrik
Baca juga: Gerakan Jeda Untuk Iklim desak pemerintah deklarasikan darurat iklim

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021