Vatican City (ANTARA) - Paus Fransiskus memimpin Misa Minggu Palma di Basilika Santo Petrus, yang hampir kosong karena pembatasan virus corona, selama dua tahun berturut-turut, dan mengatakan bahwa iblis memanfaatkan pandemi tersebut.

Sebelum pandemi corona melanda, puluhan ribu orang biasanya memadati Lapangan Santo Petrus di Vatikan sambil memegang ranting-ranting zaitun dan daun palem dalam sebuah upacara di luar ruangan pada Minggu Palma, yang menandai dimulainya Pekan Suci menjelang Paskah,

Sebaliknya, tahun ini hanya sekitar 120 anggota umat yang  berpartisipasi dalam Misa Minggu Palma, bersama dengan paus dan sekitar 30 kardinal di sayap sekunder basilika besar itu.

"Tahun lalu kita terkejut. Tahun ini kita lebih tertekan dan krisis ekonomi semakin parah," kata Paus Fransiskus dalam pidatonya pada Minggu siang setelah misa.

Italia berada di tengah-tengah penguncian nasional lain, yang akan berakhir setelah Paskah. Pada Rabu (24/3), paus memerintahkan para kardinal dan imam lainnya untuk melakukan pemotongan gaji guna menyelamatkan pekerjaan karyawan lain.

"Iblis memanfaatkan krisis untuk menabur ketidakpercayaan, keputusasaan, dan perselisihan," kata Fransiskus. Ia menambahkan bahwa pandemi telah membawa penderitaan fisik, psikologis, dan spiritual.

Sejak terpilih pada 2013, Paus Fransiskus telah menjelaskan bahwa dia percaya iblis itu nyata. Ia mengatakan dalam dokumen 2018 bahwa salah jika menganggap iblis sebagai mitos.

Baik dalam homilinya selama misa dan komentar sesudahnya, Fransiskus menegaskan bahwa masa pandemi telah membuat upaya untuk menjaga mereka yang berada dalam kesulitan, miskin, dan menderita--- menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Hampir setiap orang yang ambil bagian dalam Misa Minggu Palma, kecuali paus dan paduan suara, memakai masker.

Dalam versi skala kecil dari kebaktian Minggu Palma tradisional, paus berusia 84 tahun itu dan para kardinal masuk ke altar dengan memegang daun palem.

Minggu Palma merupakan peringatan hari ketika Injil menyebutkan Yesus naik ke Yerusalem dan dielu-elukan oleh orang-orang, sebelum disalibkan lima hari kemudian.

Selama misa berlangsung, Paus Fransiskus tampak berjalan pincang. Dia menderita linu panggul, yang menyebabkan nyeri di kakinya saat kambuh.

Setelah Minggu Palma, runutan misa selama Pekan Suci Paskah yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Paskah juga akan berlangsung dengan jumlah umat terbatas.



Sumber: Reuters

Baca juga: Paus Fransiskus memohon diakhirinya pertumpahan darah di Myanmar

Baca juga: Paus akhiri kunjungan di Irak dengan khotbah tentang perdamaian

Baca juga: Vatikan sebut gereja tidak bisa berkati penyatuan sesama jenis


 

Rayakan Minggu Paskah dengan membuat telur Paskah dan berdoa di rumah

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021