Indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,86 persen
New York (ANTARA) - Saham-saham Asia diprediksi bakal menguat pada perdagangan Selasa, saat investor mengabaikan kekhawatiran sebelumnya tentang kegagalan dana lindung nilai atau hedge fund yang mengguncang saham perbankan global semalam, sementara hidupnya kembali kekhawatiran tentang inflasi mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi.

Sentimen positif menguat di Asia datang ketika Wall Street mengupas kerugian awal yang didorong oleh sektor perbankan di tengah kekhawatiran bahwa kegagalan dana lindung nilai dapat menyebar ke seluruh sektor perbankan.

Nomura dan Credit Suisse menghadapi kerugian miliaran dolar dan pengawasan regulator setelah sebuah perusahaan investasi AS, dinamai oleh sumber sebagai Archegos Capital, gagal dalam taruhan derivatif ekuitas, membuat investor gelisah tentang siapa lagi yang mungkin terimbas.

Saham Nomura dan Credit Suisse masing-masing terjun 16,3 persen dan 13,8 persen pada Senin (29/3/2021).

Baca juga: Wall Street ditutup beragam, terimbas turbulensi "margin-call"

Pada awal perdagangan Asia, dikutip dari Reuters, indeks berjangka S&P/ASX 200 Australia naik 0,44 persen, indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,86 persen.

Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets mengatakan kekhawatiran "sangat spesifik untuk sejumlah kecil dana lindung nilai." Dia mengatakan tidak memperkirakan dampak sistemik.

Namun, dolar menguat karena pembelian safe-haven, sementara harga obligasi berada di bawah tekanan karena prospek pertumbuhan ekonomi meningkatkan momok inflasi, tambahnya.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik ke tertinggi sesi 1,728 persen di AS, setelah negara bagian New York pada Senin (29/3/2021) mengumumkan orang berusia 30 tahun dan lebih tua bisa mendapatkan vaksinasi virus corona mulai 30 Maret.

Harga minyak mentah naik tipis karena laporan bahwa Rusia akan mendukung produksi minyak yang secara luas stabil ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya bertemu minggu ini.

Minyak berjangka sebelumnya jatuh di tengah berita bahwa sebuah kapal kontainer di Terusan Suez yang memblokir lalu lintas selama hampir seminggu telah diapungkan kembali, membawa sedikit kelegaan pada kekhawatiran tentang penyumbatan pasokan.

Baca juga: Jelang pertemuan OPEC+, harga minyak terkerek sedikit lebih tinggi

Optimisme tentang vaksinasi cepat, rekor stimulus AS, dan perkiraan kuat untuk perolehan laba mendatang, mendorong Dow dan S&P 500 ke rekor penutupan tertinggi pekan lalu.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 0,3 persen, S&P 500 kehilangan 0,09 persen dan Komposit Nasdaq turun 0,6 persen.

“Masih ada perdebatan tentang apakah atau tidak, dan bank Amerika mana yang mungkin terpengaruh,” kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey. Itu adalah pertanyaan yang mengintai. Tapi sejauh ini pada dasarnya pasar telah menerima (berita) dengan tenang."

Baca juga: Emas anjlok 20,1 dolar tertekan kenaikan imbal hasil dan "greenback"

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021