Caracas (ANTARA) - Venezuela telah menetapkan batasan pembayaran asuransi untuk pasien COVID-19, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters pada Rabu, ketika negara Amerika Selatan itu mengalami gelombang kedua dari virus corona baru.

Dalam pemberitahuan yang dikirim ke perusahaan asuransi tertanggal 16 Maret, regulator asuransi negara mengatakan kepada perusahaan bahwa mereka hanya akan diminta untuk menanggung maksimal 14 hari perawatan intensif di fasilitas swasta dan membayar maksimum 25.000 dolar (Rp364 juta) per pasien virus corona.

Sebagian besar warga Venezuela mencari perawatan medis melalui sistem perawatan kesehatan publik negara itu, yang kualitasnya telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir karena krisis ekonomi yang hiperinflasi telah membuat sistem kekurangan dana.

Bagi beberapa orang yang memiliki asuransi kesehatan dan mengunjungi klinik swasta, biaya perawatan kesehatan telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir di tengah pemakaian dolar dalam perekonomian informal. Belum jelas berapa banyak orang yang akan terpengaruh oleh tindakan tersebut.

Regulator tidak menanggapi permintaan komentar pada Rabu.

Venezuela sedang mengalami gelombang kedua infeksi, yang menurut Presiden Nicolas Maduro diakibatkan oleh meningkatnya kasus di negara tetangga Brasil.

Venezuela telah melaporkan 157.943 kasus COVID-19 dan 1.577 kematian, meskipun dokter memperingatkan angka sebenarnya lebih tinggi karena kurangnya pengujian.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021