Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Pasar Mitra Tani (PMT) atau Toko Tani Indonesia Center menjual harga pangan yang lebih murah rata-rata 10-25 persen dibandingkan harga di pasaran.

"Kami memotong rantai pasok sehingga harganya jauh lebih murah," kata Sub Koordinator Kelompok Jaringan Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Yudhy Harsatriadi Sandyatma di PMT Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk berbelanja di PMT tersebut karena kebutuhan pokok yang dijual, didatangkan langsung dari petani melalui kelompok taninya.

Di pasar modern tersebut, Kementan menggandeng 35 lapak yang menjual kebutuhan pangan mulai dari sayuran, beras hingga daging.

Ia menjelaskan harga yang dijual di pasar yang berlokasi di Jalan Ragunan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan 57 tahun 2017 tentang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Selain itu, untuk kebutuhan pokok lainnya harganya mengacu kepada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 tahun 2020 tentang harga acuan pembelian tingkat petani dan harga acuan penjualan tingkat konsumen.

PMT Pasar Minggu ini buka setiap hari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.

Baca juga: Toko Tani terapkan protokol kesehatan pada konsumen
Baca juga: Untuk tekan harga, cabai dari Sulawesi Selatan diterbangkan ke Jakarta
Suasana masyarakat dan pengemudi ojek online yang tengah berbelanja bahan pokok di Toko Mitra Tani Pusat di TTIC, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan tetap menerapkan jaga jarak (physical distancing). ANTARA/Kementerian Pertanian/pri.
Di salah satu lapak Toko Wargi Panggupay misalnya harga bawang merah dijual Rp25 ribu per kilogram.

Harga tersebut lebih rendah 32 persen dibandingkan harga di pasaran sesuai Informasi Pangan Jakarta (IPJ) mencapai Rp36.659 per kilogram per 1 April 2021.

Harga ayam broiler per kilogram yang dijual langsung oleh distributor di PMT Pasar Minggu mencapai Rp30 ribu, atau lebih murah 20 persen jika dibandingkan harga pasaran sesuai IPJ mencapai Rp37.500 per kilogram.

Begitu juga harga daging sapi has dalam dijual Rp100 ribu per kilogram atau lebih rendah 21,5 persen dibandingkan harga di pasaran di DKI Jakarta sesuai IPJ mencapai Rp127.386 per kilogram.

Sedangkan harga cabai rawit merah dijual Rp32 ribu per kilogram, atau lebih terjangkau dibandingkan harga yang berlaku saat ini di pasaran sesuai IPJ mencapai Rp98.404 per kilogram atau lebih rendah hampir 68 persen.

Mengingat harga cabai rawit merah saat ini melonjak tinggi, Kementerian Pertanian mengadakan Gelar Pangan Murah cabai rawit di 25 titik di Jakarta, Bogor dan Depok hingga 6 April 2021.

Di setiap kota di DKI Jakarta, lanjut dia, terdapat satu PMT misalnya di Jakarta Selatan di Pasar Minggu, Jakarta Pusat di Rawasari, Jakarta Barat di Cengkareng, Jakarta Timur di Klender dan di Jakarta Utara di Koja.

Baca juga: Penjualan kebutuhan pokok di Toko Tani Center meningkat 100 persen
Baca juga: Operasi pasar untuk stabilkan harga cabai di Jakarta Selatan
Petugas mengemas telur saat operasi pasar gelar telur murah di halaman parkir Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (28/12/2018). Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian mengadakan operasi pasar gelar telur murah yang dijual dengan harga Rp23 ribu per kilogram untuk menstabilkan harga telur ayam ras yang selama satu bulan terakhir mengalami tren kenaikan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/kye. 
Selain itu, juga ada di Bogor yakni Cimanggu san Taman Kencana, kemudian di Depok dan di Pamulang Tangerang.

Pasar Mitra Tani juga tersebar di kota yang ada di 34 provinsi di Tanah Air.

Adanya pasar mitra tani itu disambut antusias warga yang berbelanja karena harga yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan harga di pasaran.

"Harganya saya rasa lebih murah di sini dan saat COVID begini juga di sini nyaman dan bersih," kata Yuniarti, warga Pasar Minggu.

Pembeli lainnya yakni Nhomak juga antusias berbelanja sejumlah kebutuhan pokok menjelang akhir pekan.

"Dibandingkan tokok kelontong, jelas di sini lebih murah, di sini aman juga menghindari keramaian," kata warga Kebagusan itu.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021