Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa bumi teknonik yang dirasakan di Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, Silawesi Utara diakibatkan aktivitas subduksi Sangihe-Talaud.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Sangihe-Talaud," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno di Jakarta, Kamis.

Bambang menjelaskan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip).

Baca juga: Gempa magnitudo 5,5 guncang Sulawesi Utara

Baca juga: Gempa tektonik magnitudo 5,5 guncang barat daya Melonguane, Sulut


Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,53 Lintang Utara dan 126,70 Bujur Timur, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 62 kilometer arah Selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 80 kilometer.

Gempa bumi tektonik tersebut bermagnitudo 5,5 terjadi pada Kamis pukul 17.12.28 WIB di wilayah Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di Tahuna dan Siau, II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Bambang menjelaskan hingga Kamis pukul 17.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa,” ujar Bambang.

Baca juga: Gempa magnitudo 7,1 guncang Talaud Sulut tidak berpotensi tsunami

Baca juga: Gempa magnitudo 6,2 di Mindanao dirasakan hingga Tahuna Sulut


Masyarakat juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021