Ini adalah koreksi naik dalam pasar bearish terstruktur.
Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang reli untuk hari kedua berturut-turut didukung oleh penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS, sementara data pengangguran AS yang suram meredupkan prospek pemulihan ekonomi, menambah daya tarik logam safe-haven emas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 12,8 dolar AS atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 1.728,4 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.731,05 dolar AS.

Sehari sebelumnya, Rabu (31/3/2021), emas berjangka melonjak 29,6 dolar AS atau 1,76 persen menjadi 1.715,60 dolar AS, setelah anjlok 28,6 dolar AS atau 1,67 persen menjadi 1.686 dolar AS pada Selasa (30/3/2021), dan terpuruk 20,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi 1.712,20 dolar AS pada Senin (29/3/2021).

Baca juga: Emas melonjak 29,6 dolar, kembali bertengger di atas 1.700 dolar

"Ini adalah koreksi naik dalam pasar bearish terstruktur," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, dan menambahkan emas bisa naik ke level 1.740 dolar AS sebelum imbal hasil melanjutkan kembali tren naiknya menekan emas kembali turun.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lain, tergelincir di bawah level bullish penting di 93. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun juga turun menjadi 1,68 persen dari tertinggi minggu ini di 1,77 persen.

Emas juga mendapat dukungan tambahan ketika Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (1/4/2021) bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik secara tak terduga 61.000 menjadi 719.000 dalam pekan yang berakhir 27 Maret, di atas perkiraan pasar.

Baca juga: Dolar AS turun tipis, namun raih kuartal terbaik sejak Juni 2018

Pengumuman Presiden AS Joe Biden tentang rencana belanja infrastruktur senilai 2 triliun dolar AS yang telah lama ditunggu-tunggu pada Rabu (31/3/2021) telah menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi, juga mendukung logam tersebut.

Sementara itu emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi mengancam status tersebut karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Penurunan dalam imbal hasil, karena tekanan inflasi surut menahan kemungkinan pemulihan harga emas," tulis James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC dalam sebuah catatan.

Di sisi permintaan fisik, impor emas India pada Maret melonjak ke rekor 160 ton, sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 41,6 sen atau 1,7 persen menjadi ditutup pada 24,948 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 17,1 dolar AS atau 1,44 persen menjadi ditutup pada 1.208,6 dolar AS per ounce.

Perdagangan di pasar AS akan ditutup untuk libur Jumat Agung (Paskah) pada Jumat (2/4/2021).

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021